Jumat, 27 September 2013

ASKEB 3 NIFAS

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN III

Logo AKBID


DISUSUN OLEH      :

1.      Renita Sutristiasih                             (201215401030)



AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN RUMAH SAKIT JAKARTA
JAKARTA
2013





PENGERTIAN NIFAS
            Masa nifas normal (peurperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Berikut perubahan fisiologi masa nifas

PERUBAHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL ATAU DIASTASIS RECTIE ABDOMINIS
            Adaptasi system musculuskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil berlangsung secara terbalik pada masa nifas. Adaptasi ini  Sistem muskuluskeletal pada ibu selama pemulihan atau postpartum termasuk penyebab relaksasi dan kemudian hipermobilitas sendi serta perubahan pada pusat gravitasi adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi mencakup hal-hal yang dapat membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran berat ibu  akibat pembesaran uterus. Stabilitas sendi lengkap akan terjadi pada minggu ke 6 sampai ke 8 setelah wanita melahirkan. Namun, kaki ibu belum mengalami perubahan yang berarti yang seringkali masih membutuhkan sandal/sepatu yang lebih besar (Bopak,1995)
Dinding abdominal lembek setelah proses persalinan karena peregangan selama kehamilan. Semua wanita puerperal mempunyai beberapa derajat tingkat diastasis recti, yang merupakan separasi dari otot rectus abdomen. Beberapa parah diastasis ini adalah tergantung pada sejumlah faktor termasuk kondisi umum wanita dan tonus otot, apakah wanita berlatih dengan setia untuk memperoleh kembali kesamaan otot abdominalnya, pengaturan jarak kehamilan (apakah dia mempunyai waktu untuk memperoleh kembali tonus ototnya sebelum kehamilan selanjutnya) dan apakah kehamilannya mengalami overdistensi abdomen seperti kehamilan ganda.





a.       Dinding perut peritoneum
Setelah persalinan, dinding perut longgar karena direnggang begitu lama tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Kadang-kadang pada wanita yang asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdominis sehingga sebagian dari dinding perut digaris tengah hanya terdiri dari perineum, fascia tipis dan kulit. Tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau mengejan.

b.      Kulit abdomen

Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilan tampak melonggar dan mengendur sampai berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Melalui latihan postnatal, otot0otot dari dinding abdomen seharusnya dapat normal kembali dalam beberapa minggu.


c.       Striae

Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang secara sempurna melainkan membentuk garis lurus yang samar. Ibu postpartum memiliki tingkat diastasis sehingga terjadi pemisahan muskulus rektus abdonishal tersebut dapat dilihat dari pengkajian keadaan umum, aktifitas, paritas, jarak kehamilan yang . dapat menentukan berapa lama tonus otot kembali normal.


d.      Perubahan ligament

Ligament-ligament dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sedia kala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor mengakibatkan letak uterus menjadi retrofeksi. Tidak jarang pula wanita mengeluh kandungannya turun setelah melahirkan oleh karena ligament, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.
e.       Simpisis pubis
Meskipun relative jarang, tetapi simpisis pubis yang terpisah ini merupakan penyebab utama morbiditas maternal dan kadang-kadang penyebab ketidak mampuan jangka panjang. Hal ini biasanya ditandai oleh nyeri tekan signifikan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur atau saat berjalan. Pemisahan simpisis dapat dipalpasi. Sering kali klien tidak mampu berjalan tanpa bantuan sementara pada kebanyakan wanita gejala menhilang setelah beberapa waktu.

 PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN
            Keadaan hormone plasenta menurun dengan cepat, hormone plasenta laktogen tidak dapat terdeteksi dalam 24 jam postpartum, hormone HCG menurun dengan cepat, estrogen turun sampai 10%. Hormone pituary menyebabkan prolaktin meningkat dengan cepat selama kehamilan, wanita yang tidak laktasi prolaktin menurun sampai keadaan selama hamil dapat dipengaruhi seberapa banyak ibu menyusui.
Hipolamik pituari ovarium mempengaruhi untuk seluruh wanita, menstruasi pertama sering menurut siklus anovulasi atau siklus yang diasosiasikan dengan ketidak kecukupan fungsi korvus luteum. Diantara wanita laktasi, 15% memperoleh menstruasi selama 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu.
Adanya perubahan dari hormone plasenta yaitu estrogen dan progesteron yang menurun. Hormone-hormon pituitary mengakibatkan prolaktin meningkat, FSH menurun, dan LH menurun. Produksi ASI mulai pada hari ke 3 post partum yang mempengaruhi hormone prolaktin, oksitosin, reflek let. Down dan reflek sucking selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sitem endokrin. Hormone-hormon yang berperan pada proses tersebut , antara lain




a.       Hormon plasenta

Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hormone plasenta menurun dengan sangat cepat pasca persalinan. Penurunan hormone plasenta (Human Plasenta Lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas . Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10%  dalam 3 jam hingga hari ke 7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke 3 post partum.

b.      Hormon Pituitary

                  Hormon pituitary antara lain:  hormone prolaktin, FSH dan LH. Hormone prolaktin  darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke 3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

c.       Hipotalamik pituitary ovarium

                  Hipotalamik pituitary ovarium akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita yang menyusui maupun yang tidak menyusui. Pada wanita menyusui mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca melahirkan berkisar 16% dan 45% setekah 12 minggu pasca melahirkan. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan mendapatkan menstruasi berkisar 40% setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu.

d.      Hormone oksitosin
                 
                  Hormone oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ke 3 persalinan, hormone oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat membantu involusi uteri.
e.       Hormon estrogen dan progesteron

                  Volume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormon anti diuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormone progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dn peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva serta vagina.


















REFERENSI
1.      Ai Yeyeh Rukiyah,2011,ASUHAN KEBIDANAN,Jakarta:TIM.
2.      Siti Salehah,2009,ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS,Jakarta:Salemba medika.

3.      Anik Maryuni,2009,ASUHAN PADA IBU DALAM MASA NIFAS (POSTPARTUM),Jakarta:TIM

1 komentar:

  1. selamat pagi
    boleh tanya mba,, untuk yang pernyataan sekresi oksitosin bisa bisa membantu involusi uteri itu dapet sumber dari mana ya ?
    mohon dibalas karena saya butuh sumbernya untuk nyusun proposal .. :D

    BalasHapus