Pengertian Persalinan
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal.
Kelahiran seorang bayi juga merupakan pristiwa sosial yang ibu dan keluarga
menantikannya selama 9 bulan. Persalinan normal adalah proses membuka dan
menipisnya serviks dan janin turun kejalan lahir. Kelahiran adalah proses
dimana jalan dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir.
Persalinan dan kelahiran adalajh proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kelahiran cukup bulan (37 minggu-42 minggu) lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang langsung dalam 18 minggu, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin. . ( sarwono 2006, hal 100).
Istilah-istilah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan:
·
HIS :
kontraksi
otot rahim.
·
Habitus :
sikap
janin dalam rahim.
·
Immatur :
belum
cukup bulan.
·
Inversio uteri :
rahim
terbalik.
·
Inersia uteri :
kontraksi
uterus yang lemah.
·
Matur :
cukup
bulan.
·
Pace maker :
lokasi
permulaian his.
·
Presentasi :
bagian
terbawah anak.
·
Passage :
jalan
lahir.
·
Pasanger :
janin.
·
Retensio placentae :
plasenta
tertinggal dalam rahim.
·
Situs :
letak
janin dalam rahim.
·
Multigravida
:
Wanita yang
sudah beberapa kali hamil
·
Primigravida :
Seorang wanita yang hamil untuk pertama
kalinya..
·
Abortus :
pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau lebih
bayi dengan berat badan kurang dari 500 gram.
·
Partus immaturus
:
pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi
dengan berat badan antara 500 gram dan 2499 gram.
·
Partus prematurus
:
pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi
dengan berat badan antara 2500 gram atau lebih.
·
Partus postmaturus
atau serotinus :
pengeluaran buat kehamilan setelah kehamilan 42 minggu . (yanti,
2010, hal 3-4)
Sebab-sebab
mulainya persalinan
Ada lima penyebab mulainya persalinan:
a.
Penurunan kadar
progesterone. Progesteron menimbulkan relaksasi otot uterus selama kehamilan
terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan esterogen di dalam darah
namun pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehinnga timbul his.
b.
Teori oksitosin
pada akhir kehamilan. Kadar oksitosin
bertambah oleh karena itu timbul kontraksi otot uterus.
c.
Peregangan otot
uterus seperti halnya kandung kemih dan lambung. Jika dindingnya teregang
karena isinya. Dengan bertambahnya usia kehamilan semakin teregang otot-otot
uterus dan semakin rentan.
d.
Pengaruh janin.
Hipofisis dan kelenjar suprarenal janin tampaknya juga memegang peran karena
pada anensefalus kehamilan sering lebih lama dari biasanya.
a. Teori prostaglandin. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua
diduga menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan hasil percobaan
menunjukan bahwa prostaglandin F2 dan E2 yang diberikan
melalui intravena, intraamnial, dan ekstraamnial menimbulkan kontraksi miometriun
pada setiap usia kehamilan. ( Ambar, 2010, hal 4)
Tahap
persalinan Kala ( I , II , III , IV )
Persalinan di bagi menjadi 4 kala yaitu :
Kala I : dimulai dari saat persalinan
mulai sampai pembukaan lengkap ( 10 cm ) proses ini sampai terbagi dalam 2 fase
, fase laten ( 8 jam ) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif ( 7 jam )
serihviks membuka dari 3 sampai 10 cm. kontraksi lebih kuat dan sering selama
fase aktif.
Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap
(10 cm ) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam primi pertama 1 jam pada multi.
Kala III : dimulai segera bayi lahir sampai
lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Kala IV : dimulai
dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum. (sarwono,
2006, hal 100-101)
Tujuan Asuhan
Normal
Tujuan asuhan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan
memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai
upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan interenvensi yang seminimal
mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat
yang diinginkan (optimal). (Gulardi, 2008, hal 3).
Tanda-tanda
Persalinan
Sebelum terjadinya persalinan, didahului dengan tanda tanda sebagai
berikut :
a.
Kekuatan his
semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
b.
Keluarnya
lendir bercampur darah dari jalan lahir.
c.
Pecahnya air
ketuban
Pada pemeriksaan
dalam terdapat perubahan serviks yaitu pelunakan serviks dan terjadinya
pembukaan serviks. ( Manuaba, 1998, hal 10)
Persiapan Asuhan Persalinan
Untuk pasien
1.
Tanyakan kepada
bidan atau dokter tanggal perkiraan persalinan
2.
Suami dan
keluarga mendampingi ibu hamil periksa
3.
Siapkan
tabungan untuk biaya persalinan kendaraan jika sewaktu-waktu diperlukan
4.
Merencanakan
melahirkan
5.
Merencanakan
keluarga berencana (KB)
6.
Siapakan orang
yang bersedia menjadi donorjika sewaktu-waktu diperlukan ( DEPKES RI, 2009, hal
2-3).
Untuk petugas kesehatan
1.
Mempersiapkan
ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi
2.
Persiapan
perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan pada setiap
persalinan dan kelahiran bayi
3.
Persiapan
rujukan (
Ai yeyeh, 2009, 58-60).
Pemberian cairan
dan nutrisi
Anjurkan ibu
untuk mendapatkan asupan ( makanan ringan dan minuman air ) selama persalinan
dan proses kelahiran bayi. Sebagian ibu masih ingin makan selama fase laten
persalinan tetapi setelah memasuki fase aktif, mereka hanya ingin mengkonsumsi
cairan saja, anjurkan agar anggota keluarga sesering mungkin menawarkan minum
dan makanan ringan selama proses persalinan. Makanan ringan dan asupan cairan
yang cukup selama persalinan akan memberi lebih banyak energi dan mencegah
dehidrasi. Dehidrasi bisa memperlambat kontraksi dan atau membuat kontraksi
menjadi tidak teratur dan kurang efektif. (Ai yeyeh, 2009, hal 65).
Pemberian cairan dan nutrisi pada
ibu dengan kebutuhan khusus:
·
Ibu hamil dengan anemia
Anemia
adalah suatau keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah di bawah normal. Hal
ini bisa disebabkan oleh kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah,seperti
kekurangan zat besi,asam folat ataupun vitamin b12. Anemia yang paling sering
terjadi terutama pada ibu hamil adalah anemia karena kekurangan zat besi
(Fe),sehingga lebih di kenal dengan istilah anemia Gizi Besi (AGB),Anemia
defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama
kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi sehingga hanya memberi sedikit
besi kepada janin yang di butuhkan untukn metabolisme besi yang
normal.selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat hemoglobin ibu turun
sampai 11 gr/dl selama trimester III.
Penanggulangan anemia
pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara
pemberian tablet besi serta peningkatan kualitas makanan sehari-hari.
Ibu hamil biasanya tidak hanya mendapatkan preparat besi tetapi juga asam
folat. Dosis pemberian preparat asam folat sebanyak 500 mg dan zat besi
sebanyak 120 mg. pemberian zat besi sebanyak 30 gram per hari akan meningkatkan
kadar hemoglobin sebesar 0,3 dl/gr/minggu atau dalam 10 hari. Berikut upaya
pencegahan dan penanggulangan anemia secara lebih terperinci:
1. Meningkatkan
komsumsi makanan bergizi.
Perhatikan
komposisi hidangan setiap kali makan dan makan makanan yang banyak mengandung
zat besi dari bahan makanan hewani (daging,ikan,ayam,hati,telur) dan bahan
makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua,kacang-kacangan,tempe). Perlu juga
makan sayur-sayuran buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk,daun
singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus. Makanan yang berasal dari nabati
meskipun kaya akan zat besi, namun hanya sedikit yang dapat diserap dengan baik
oleh usus.
2. Menambah
pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum tablet tambah darah (tablet
besi/tablet tambah darah).
Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet besi yaitu:
a.Minum
tablet besi dengan air putih,jangan minum dengan the,susu atau kopi karena
dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi
berkurang.
b.kadang-kadang
dapat terjadi gejala ringan yang tidak membahayakan seperti perut terasa tidak
enak,mual-mual,susah buang air besar dan tinja berwarna hitam.
c.Untuk
mengurangi gejala sampingan minum tablet zat besi setelah makan malam,menjelang
tidur akan lebih baik bila setelah minum tablet zat besi disertai makan
buah-buahan seperti: pisang,papaya,jeruk dll.
d.
Simpanlah tablet zat besi di tempat yang kering,terhindar dari sinar matahari
langsung,jauhkan dari jangkauan anak,dan setelah dibuka harus di tutup kembali
dengan rapat.
e.
Tablet zat besi tidak menyebabkan tekanan darah tinggi.
·
Ibu dengan Diabetes Melitus (Diabetes
Melitus Gestational)
Diabetes mellitus gestational adalah keadaan
intoleransi karbohidrat dari seorang perempuan yang di ketahui pertama kali
ketika dia sedang hamil. Diabetes gestationalterrjadi karena kelainan yang
dipicu oleh kehamilan,yang diperkirakan karena terjadinya perubahan metabolism
glukosa. Diabetes melitus gestational patut di curigai terjadi pada perempuan
yang memiliki cirri gemuk,riwayat keluarga diabetes,riwayat melahirkan bayi
>4kg,riwayat bayi lahir mati,dan riwayat abortus berulang. Gejala khas yang
dirasakan penderita diabetes adalah sering merasa haus sehingga menjadi banyak
minum, banyak kencing,dan banyak makan tetapi berat badan turun. Gejala laen
yang dirasakan adalah badan terasa lemah,gatal-gatal,kesemutan pada jari tangan
dan kaki,pengelihatan menjadi kabur,gatal pada kemaluan,dan luka yang sulit
sembuh.
Pola
makan 3 kali makan besar diselingi 3 kali makanan kecil dianbjurkan dalam
sehari.pembatasan jumlah karbohidrat 40% dari jumlah makanan dalam sehari dapat
menurunkan kadar glukosa darah postprandial (2 jam setelah makan). Keberhasilan
penanganan DM sangat dipengaruhi oleh 3T (tepat waktu makan,tepat jumlah
makanan yang dikonsumsi,dan tepat jenis makanan yang dikonsumsi). Penderita
diabetes militus harus memperhatikan jenis makanan yang diperbolehkan serta
dibatasi. Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk masing-masing golongan
bahan makanan adalah sebagai berikut:
a. Sumber
karbohidrat kompleks, seperti nasi, kentang, singkong, ubi, mie.
b. Sumber
protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu,
dan kacang-kacang.
c. Sumber
lemak dalam jumlah terbatas, yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan
terutama diolah dengan cara dipanggang, direbus, dikukus, disetup, dan dibakar.
Menurut
Almatsir (2004). Terdapat beberapa jenis makanan yang harus dihindari/dibatasi/tidak
dianjurkan bagi penderita diabetes, yaitu:
a. Bahan
makanan yang mengandung gula sederhana, seperti : gula pasir, gula jawa, sirop,
jam, jeli, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman
botol ringan, dan es krim, kue-kue manis, dodol, dan cake.
b. Bahan
makanan yang mengandung banyak lemak, seperti: makanan siap saji (fast food),
goring-gorengan.
c. Bahan
makanan yang mengandung banyak natrium, seperti: ikan asin, telur asin, makanan
yang diawetkan dengan penambahan garam.
·
Ibu dengan vegetarian
Vegetarian adalah kelompok orang yang tidak
menyantap daging hewan dalam konsumsi makanan sehari-hari. Secara garis besar
kelompok vegetarian terbagi menjadi semi vegetarian dan vegetarian total.
Kelompok semi vegetarian hanya menolak sebagian hewan, sedangkan hewan yang
lain masih tetap mengkonsumsi. Kelompok pollovegetarian adalah kelompok
vegetarian yang hanya mengkonsumsi unggas dan nabati, sedangkan pescovegetarian
hanya mengkonsumsi ikan dan tumbuhan. Lactoovovegetarian hanya mengkonsumsi
telur, susu dan hasil olahan serta nabati, ovovegetarian selain mengkonsumsi
nabati hanya mengkonsumsi telur, sedangkan lactovegetarian hanya mengkonsumsi
susu dan olahannya serta nabati.kelompok vegetarian yang paling ekstrim adalah
yang total vegetarian (veganvegetarian), yaitu tidak mengkonsumsi makanan
apapun kecuali yang bersumber dari nabati (Arisman,2004).
Jenis
bahan makanan yang dikonsumsi ibu hamil vegetarian berdasarkan Zat Gizi yang
dibutuhkan:
a. ASAM
FOLAT
Sayuran
berwarna hijau (bayam, kankung, sawi), polong-polongan, gandum murni,
kacang-kacangan buah-buahan seperti jeruk, lemon.berfungsi untuk memproduksi
protein dan darah sekaligus berfungsi sebagai pertumbuhan atau pembelahan sel,
membantu pembentukan hemoglobin, sintesis ARN dan AND.
b. ZAT
BESI
Buah
kering, gandum, polong-polongan, dan sayuran berwarna hijau. Berfungsi untuk
membawa oksigen dalam darah, mencegah anemia, meningkatkan kekbalan terhadap
infeksi.
c. TEMBAGA
Kacang-kacangan,
polong-polongan dan air. Berfungsi untuk membantu penggunaan zat besi dalam
tubuh dan metabolisme energy dalam tubuh.
d. KALSIUM
Sayuran
berdaun hijau, kacang mete, kacang polong, tahu, yogurt, susu kedelai.
Berfungsi untuk memperkuat tulang, gigi, membantu pembekuan darah, dan
membangun otot.
e. YODIUM
Garam
beryodium, rumput laut. Berfungsi untuk meningkatkan angka metabolism basal
ibu.
f. MAGNESIUM
Polong-polongan,
sereal gandum, sayuran berhijau daun. Berfungsi untuk kerja saraf dan otot,
membntu tubuh memproses karbohidrat.
g. SENG
Rumput
laut gandum. Berfungsi untuk pembuatan insulin, membantu sintesis protein, ARN
dan AND.
h. NIASIN
Sereal
gandum. Berfungsi untuk kesehatan kulit, saraf dan pencernaan, membantu tubuh
menggunakan karbohidrat.
i.
FOSFOR
Sereal
gandum dan polong-polongan. Berfungsi untuk pembentukan kerangka dan gigi
janin, dan memenuhi kalsium ibu.
j.
POTASIUM
Pisang,
kentang, kismis, dan yogurt. Fungsinya menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh
serta kerja otot.
k. TIAMIN
(B1)
Roti
dan sereal gandum. Berfungsi untuk membantu tubuh mencerna karbohidrat.
l.
RIBOFLAVIN (B2)
Roti,
sereal, sayuran berdaun hijau. Berfungsi untuk membantu tubuh melepaskan energy
ke sel, untuk kesehatan kulit dan mata.
m. VITAMIN
A
Sayuran
berdaun hijau, sayuran jingga dan kuning, wortel, blewah. Berfungsi untuk
perkembangan sel, pembentukan gigi dan pertumbuhan tulang.
n. VITAMIN
B6
Pisang,
gandum, polong-polongan. Fungsinya membantu membentuk sel-sel darah merah dan
membantu proses karbohidrat, lemak, lipid dan membuat AND.
o. VITAMIN
B12
Margarine,
susu kedelai dan suplemen makanan. Berfungsi untuk pembentukan sel-sel darah
merah dan membantu menjaga syaraf.
p. VITAMIN
C
Buah-buahan
sitrus, brokoli, paprika hijau, strawberry, kubis, tomat, melon, kentang.
Berfungsi untuk mempercepat penyembuhan luka dan tulang, meningkatkan kekebalan
terhadap infeksi.
q. VITAMIN
D
Susu
kedelai, sayuran berdaun hijau, sinar matahari. Berfungsi untuk membantu tubuh
menggunakan kalsium dan fosfor dan dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan
gigi.
r.
VITAMIN E
Minyak sayur, sereal gandum dan sayuran
berdaun hijau. Berfungsi untuk mencegah anemia pada bayi prematur, dan penting
sebagai antioksidan. (haryani,2011, hal 128-139)
Pengenalan
pengertian teknik persalinan water birth dan lotus birth
a.
Water birth
Water birth adalah sebuah proses melahirkan
yang dilakukan didalam sebuah kolam air yang hangat. Beberapa wamita hamil
memilih untuk menstimulus pengetahuannya dengan berendam didalam air hangat dan
keluar dari kolam unmtuk melahirkan bayinya. Sementara yang lain memilih untuk
melahirkan bayi didalam kolam air hangat. Secara toritis water birth dapat
dilakukan ketika ibu telah mengandung selama 9 bulan dan melahirkan sang bayi
dalam bak air hangat dengan suhu yang disesuaikan dengan tubuh 360 -
370 C. Bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sama antara
lingkungan didalam tubuh ibu dengan diluar tubuh ibu sehingga tubuh bayi tidak
merasakan perbedaan suhu yang ekstrim.
Persiapan untuk lahir di air atau water birth
·
Sebelum
memutuskan melahirkan di air terlebih dahulu diskusikan dengan dokter kandungan
anda. Apakah dokter dan pihak rumah sakit tempat melahirkan telah dilengkapi
dengan tub khusus untuk tempat melahirkan.
·
Jika anda
memang sudah memilih untuk melahirkan dirumah sakit pastikan bahwa rumah sakit
tersebut mempunyai kebijakan yang water birt friendly dan bersedia menerima
prosesi melahirkan di air.
·
Siapakan segala
sesuatunya bahkan rumah sakit belum memiliki bak khusus untuk melahirkan di
air. Anda harus mulai mencari referensi sejak sekarang.
Risiko dalam persalinan water birth
·
Kemungkinan air
kolam tertelan oleh bayi sangat besar. Kondisi ini menyebabkan proses
membutuhkan dokter kebidanan dan kandungan juga spesialis anak yang akan
melakukan pengecekan langsung saat bayi lahir sehingga jika ada gangguan bisa
langsung terdeteksi dan diatasi bayi akan mengalami syok jika suhu tidak sama
dengan suhu si ibu saat melahirkan.
Keuntungan melahirkan dalam air
Untuk ibu :
·
Air dapat
menenangkan dan membuat nyaman ketika akan melahirkan.
·
Air dapat
meningkatkan energy ketika akan melahirkan mengapung didalam air dapat
mengurangi berat tubuh yang akan mengakibatkan ibu untuk bebas bergerak dan
menentukan posisi untuk melahirkan.
·
Dengan berendam didalam air dapat membantu
menurunkan tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh perasaan gugup dan gelisah
ketika akan melahirkan.
·
Dengan
berewndam di air menghilangkan stress sehingga secara alami tubuh menghasilkan
dan endorphin yang berfungsi sebagai pain inhibitors .
·
Air juga dapat
menyebabkan vagina lebih elastic dan lebih relaks sehingga dapat mengurangi
robeknya vagina sehingga akan mengurangi jahitan pada vagina.
·
Dengan berendam
didalam air maka secara fisik tubuh menjadi relaks. Hal ini juga menyebabkan
relaks secara mental sehingga ibu dapat lebih berkonsentrasi untuk melahirkan
anak selama proses kelahiran.
·
Air dapat
memberikan privasi pada si ibu sehingga meberikan dampak bayi pada ibu ibu akan
merasa dapat melepas semua hambatan, kegugupan dan kegelisahan serta ketakutan
saat melahirkan.
Untuk bayi :
·
Menurunkan
risiko cedera kepala bayi meskipun belum dilakukan penelitian mendalam, namun
pakar kesehatan meyakini bahwa lahir dalam metode ini kemungkinan IQ bayi
menjadi lebih tinggi dibandingkan bayi lahir dengan metode lain
·
Peredaran darah
bayi akan lebih baik sehingga tubuh bayi akan cepat memerah setelah melahirkan
·
Melahirkan
didalam air akan memberikan bahwa bayi seolah-olah masih berada dilingkungan
yang jauh tidak berbeda dengan didalam ketuban ibu
·
Selama proses
kelahiran bayi akan lebih mudah untuk keluar dan lebih aman karena
menghindarkan bayi pada cedera akibat melahirkan. (syarifudin,
hal 140-145)
Gambar
water birth
Mengenal Lotus Birth
Lotus birth adalah
tali pusat yang tidak dipotong (tidak di klem dan tidak pula dipotong) akan
tetapi dibiarkan saja menempel ditubuh bayi hingga nantinya terlepas sendiri
lama waktu hingga plasenta dan tali pusat terlepas sendiri sekitar 3-10 hari.
Langka-langkah dalam penatalaksanaan lotus birth :
·
Tenaga
kesehatan yang menolong persalinan akan menegangkan tali pusat untuk mengetahui
apakah plasenta sudah benar terlepas dari dinding rahim atau tidak. Jika tali
pusat sangat pendek terpaksa bayi dibiarkan dibagian bawah perut bayi tetapi,
biasanya tali pusat cukup panjang untuk membuat bayi bisa digendong atau
didekap oleh ibu. Apabila sudah terlepas plasenta bisa dikeluarkan secara
perlahan dan sangat lembut usahakan agar tidak ada jaringan atau bagian dari
plasenta yang tertinggal.
·
Siapkan sebuah
baskom kecil atau wadah untuk menumpang plasenta, segera setelah dikeluarkan
kemudian letakkan plasenta dalam wadah tersebut.
·
Tunggu
transfusi penuh darah dari plasenta ke tubuh bayi sebelum menangani plasenta
lebih lanjut.
·
Pastikan tidak
ada jaringan atau selaput ketuban yang tertinggal dengan cara mengusapkan kasa
diatas permukaan plasenta agar terlihat apakah plasenta utuh atau tidak. Jika
plasenta tidak utuh maka harus segera di ambil sisa plasenta yang tertinggal
tersebut karena bisa menyebabkan pendarahan pasca melahirkan. Jika hal ini
tidak ditangani dengan baik bisa mengakibatkan kematian pada ibu.
·
Setelah
plasenta diperiksa dengan cermat dan teliti, letakan baskom yang berisi
plasenta tadi disamping ibu dan bayi. Biarkan bayi melanjutkan proses IMD
hingga selesai. Untuk prosedur pasca melahirkan yang lain seperti mengukur
panjang badan menimbang berat badan, pemberian suntik vitamin K, suntikan
hepatitis B bisa ditunda hingga proses IMD selesai.
·
Baskom dialasi
dengan popok atau underpad (alas bokong) alas ini harus diganti 1-2 kali dalam
sehari. Pastikan plasenta terkena udara terbuka agar terhindar dari baud an
mempercepat proses pengeringan.
·
Hendaklah
berhati-hati dalam mencuci plasenta, agar plasenta tidak hancur melakukan
mencuci dengan air hangat dan menepuk-nepuknya hingga kering.
·
Gendong bayi dan
biarkan makan sesuai dengan kebutuhannya (on demand)
·
Sebaiknya bayi
mnggunakan pakaian-pakaian yang longgar
·
Bayi bisa
dimandikan seperti biasa , biarkan plasenta dan tali pusat yang masih
menyambungn untuk bersamanya.
·
Barusaha untuk
meminimalkan gerakan bayi .
Alasan melakukan Lotus Birth
·
Ibu dan atau
keluarga tidak menginginkan untuk memisahkan plasenta dari bayi dengan cara
memotong tali pusat .
·
Supaya proses
perpindahan dari lingkungan rahim ke lingkungan luar rahim berlangsung dengan
lembut dan damai. Yang memungkinkan penolong persalinan untuk memotong tali
pusat dan memisahkan bayi dari plasenta
pada waktu yang tepat.
·
Merupakan salah
satu bentuk penghormatan kepada bayi dan plasenta.
·
Adanya jaminan
, bawa darah di transferkan atau dipindah dengan optimal dari plasenta ke dalam
tubuh bayi.
·
Memberitahu
waktu kepada ibu untuk bisa menenangkan diri memulihkan fisik dan mental pasca
melahirkan. Serta merasa lebih dekat dan intim dengan sang buah hati
·
Karena alasan
emosional
·
Karena adanya
anggapan lotus birth ini merupakan salah satu tradisi yang harus dilakukan.
·
Menurunkan
resiko infeksi karena ada proses lotus birth tidak ada daerah yang terbuka.plasenta
, tali pusat dan bayi masih menjadi suatu bagian yang belum terpisah.
Manfaat penerapan Lotus Birth
·
Terjadinya
transfer darah yang lebih optimal dari tubuh ibu ke bayi dengan cara membiarkan
tali pusat terus berdenyut.hingga akhirnya berhenti berdenyut dan terjadinya
penutupan jaringan plasenta.
·
Oksigen yang
sangat dibutuhkan oleh bayi dalam usahanya untuk bernafas sendiri akan
benar-benar sampai melalui tali pusat.
·
Meninmgkatkan
kemungkinan bayi menangis secara spontan segera setelahj melahirkannya.
·
Terbinannya
bouding attachment/kontak dini yang lebih intensif dan dalam jangka waktu yang
lebih lama antara ibu dan bayi setelah kelahiran.
·
Menurut
Dr.Sarah buckley bahwa bayi akan menerima tambahan darah sekitar 50-100 ml yang
dikenal sebagai transfuse darah. Darah ini banyak mengandung zat vital seperti
zat besi, sel darah merah, sel induk, sel batang, dan bahan gizi lain yang akan
bermanfaat bagi bayihingga tahun pertama kehidupannya.asuhan persalinan umum
dengan memotong tali pusat segera setelah kelahiran memungkinkan bayi akan
kehilangan sekitar 60 ml darah yang setra dengan 1200 ml darah orang dewasa.
( Ria, 2012, hal 78-92)
Gambar lotus birth
Perubahan
fisiologi pada Kala I – IV Persalinan
1)
Fisiologi Kala
I
1.
Macam-macam posisi
meneran
a. Posisi
terlentang (supine)
Posisi ini juga menyebabkan waktu menjadi lebih lama,
besar kemungkinan terjadinya laserasi perineum dan dapat mengakibatkan
kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.
· Dapat menyebabkan hipotensi karena bobot uterus dan
isinya menekan aorta, vena cava inferior serta pembuluh-pembuluh darah lain
sehingga menyebabkan suplai darah ke janin menjadi berkurang, dimana akhirnya
ibu dapat pingsan dan bayi mengalami fetal distress ataupun anoksia janin. Dan
juga menyebabkan beberapa hal seperti :
·
Ibu mengalami gangguan untuk bernafas
·
Buang air kecil terganggu
·
Mobilisasi ibu kurang bebas
·
Ibu kurang semangat
·
Resiko laserasi jalan lahir bertambah
·
Dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan
punggung
·
Rasa nyeri yang bertambah
b.
Posisi
duduk/setengah duduk
Posisi ini akan membantu dalam
penurunan janin dengan bantuan gravitasi bumi untuk menurunkan janin kedalam
panggul dan terus turun kedasar panggul. Posisi berjongkok akan memaksimumkan
sudut dalam lengkungan Carrus, yang akan memungkinkan bahu besar dapat turun ke
rongga panggul dan tidak terhalang (macet) diatas simpisis pubis. Dalam posisi
berjongkok ataupun berdiri, seorang ibu bisa lebih mudah mengosongkan kandung
kemihnya, dimana kandung kemih yang penuh akan dapat memperlambat penurunan
bagian bawah janin
c.
Posisi jongkok/ berdiri
Jongkok atau berdiri memudahkan
penuran kepala janin, memperluas panggul sebesar dua puluh delapan persen lebih
besar pada pintu bawah panggul, memperkuat dorongan meneran. Namun posisi ini
beresiko terjadinya laserasi ( perlukaan jalan lahir). Dalam posisi
berjongkok ataupun berdiri, seorang ibu bisa lebih mudah mengosongkan kandung
kemihnya, dimana kandung kemih yang penuh akan dapat memperlambat penurunan
bagian bawah janin.
d.
Berbaring miring kekiri
Posisi
berbaring miring kekiri dapat mengurangi penekanan pada vena cava inferior
sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia, karena suplay
oksigen tidak terganggu, dapat member suasana rileks bagi ibu yang mengalami
kecapekan dan dapat pencegahan terjadinya laserasi/robekan jalan lahir
e.
Posisi merangkak
Posisi
ini akan meningkatkan oksigenisasi bagi bayi dan bisa mengurangi rasa sakit
punggung bagi ibu. Posisi merangkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit punggung, mempermudah janin
dalam melakukan rotasi serta peregangan pada perineum berkurang. Posisi
merangkak juga dapat membantu penurunan kepala janin lebih dalam ke
panggul.
2. Fase Laten dan fase Aktif
I.
Kala I fase
Laten
Pencatatan
selama fase laten Kala I persalinan semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan
harus dicatat, hal ini dapat dicatat secara terpisah, baik dicatat kemajuan
persalinan maupun dibuku KIA atau Kartu Menuju Sehat (KMS) Depkes RI 2007.
Kondisi
ibu dan bayi yang harus dicatat antara lain:
a)
Denyut jantung
janin (DJJ) setiap ½ jam. Frekuensi dan lamanya kontrkasi uterus setiap ½ jam.
b)
Nadi Ibu setiap
½ jam pembukaan serviks setipa 4 jam, penurunan bagian terbawah janin setiap
4jam.
c)
Tekanan darah
dan temperatur suhu setiap 4 jam.
d)
Produksi urin,
aseton dan protein setiap 2-4jam.
II.
Kala I fase
Aktif
Halaman
Depan Patograf menginstruksikan Opservasi dimulai pada fase aktif persalinan
dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama
fase aktif persalinan antara lain:
a.
Informasi
tentang Ibu:
·
Nama
·
Umur
·
Gravida
·
Para
·
Abortus
·
Nomor
medic/Puskesmas
·
Tanggal, jam
(waktu) dimulai dirawat atau jika dirumah
·
Tanggal, waktu
penolong persalinan mulai merawat ibu
·
Waktu pecahnya
selaput ketuban
b.
Kondisi Janin
·
DJJ
·
Warna dan
adanya air ketuban
·
Penyusupan
(Molase) kepala janin
·
Kemajuan
persalinan
·
Pembukaan
serviks
·
Penurunan
bagian terbawah/presentasi janin
·
Garis waspada
dan garis bertindak
·
Jam dan waktu:
Untuk mulainya fase aktif persalinan
·
Waktu aktual
saat pemeriksaan atau penilaian: kontraksi uterus
·
Frekuensi
kontraksi dalam 10 menit, lamanya kontraksi (dalam detik)
·
Obat-obat dan
cairan yang diberikan: oksitosin, Obat-obatan lainnya dan cairan intravena yang
diberikan
·
Kondisi ibu:
Nadi, TD, Suhu, Urin ( Ai yeyeh, 2009, hal 38-40)
III.
Kontraksi dan
His
Dimana kontaksi ini bersifat nyeri yang disebabkan oleh anoxia dari
sel-sel otot tekanan pada ganglia dalam serviks dan segmen bawah rahim regangan
dari serviks, regangan dan tariksan pada peritoneum itu semua terjadi pada saat
kontraksi adapun kontraksi yang bersifat berkala dan harus diperhatikan lamanya
adalah 90 detik kekuatan kontraksi secara klinis ditentukan dengan mencoba
apakah jari kita dapat menekan dinding rahim kedalam interval antara kedua
kontraksi pada kala pengeluaran sekali dalam dua menit.
His adalah salah satu kekuatan pada ibu seperti yang telah
dijelaskan yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin kebawah pada
persentasi kepala. Bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk
kedalam rongga panggul.
IV.
Teknik
Relaksasi
Jika ibu telah dianjurkan teknik Relaksasi ia harus diingatkan
mengenai hal dan didukung sewaktu ia mempraktekkan pengetahuannya.
·
Sentuhan dan
masase, relaksasi sentuhan mungkin akan membantu ibu rileks dengan cara
pasangan menyentuh atau mengusab bagian tubuh ibu, pemijatan secara lembut akan
membantu ibu merasa lebih segar, rileks dan nyaman selama persalinan. Sebuah
penelitian menyebutkan ibu yang dipijat 20 menit setiap jam selama tahapan
persalinan akan lebih bebeas dari rasa sakit umunya ada 2 teknik pemijatan yang
dilakuan dalam persalinan.
Efflurage
dan counferpressure
a.
Efflurage
adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut. Lembut dan panjang/ tidak
putus-putus, teknik ini metimbulkan efeks relaksasi.
b.
Counferpressure
adalah pijatan tekanan kuat dengan cara meletakkan tumit tangan/ bagian datar
dari tangan, tekanan dapat diberikan dalam gerakan lurus/ lingkaran kecil.
Teknik ini efektif menghilangkan sakit punggung akibat persalinan.
V.
Mobilisasi
Ibu dianjurkan untuk merubah posisi dari waktu kewaktu agar merasa
nyaman dan mungkin persalinan akan berjalan lebih cepat karena ibu merasa
menguasai keadaan. (Ai yeyeh, 2009, hal 47)
2.
Fisiologi Kala
II
a.
Mekanisme
Persalinan
·
Tahap :Kepala
terviksir pada PAP (engagament)
Peristiwa :Sisiklitismus yaitu sutura sagitalis
sejajar dengan simfisis dan promontorium , sehingga kedudukan os. Parentalis
depan dan belakang sama tingginya.
·
Tahap :Turun
(deseent)
Peristiwa :Asinklitismus posterior dimana sutura
sagitalis mendekati simfifis sehingga os. Parentalis depan lebih tinggi dari
pada os. Parentalis belakang.
·
Tahap :fleksi
Peristiwa :Asinklitismus Anterior dimana sutura
sagitalis mendekati promontorium sehingga os. Parentalis belakang lebih tinggi
dari pada os. Perentalis depan.
·
Tahap :fleksi
Maksimal
Peristiwa :Sinklitismus dimana sutura sagitalis
sejajar dengan simfisis dengan promontorium kembali sehingga kedudukan os.
Parientalis dengan dan belakang sama tinggi.
·
Tahap :Rotasi
Internal
Peristiwa :Putar paksi dalam didasar panggul
pada saat ini kepala janin mengalami molage, yaitu tulang kepala janin
menyesuaikan denagn jalan lahir.
·
Tahap :Ekstensi
Peristiwa :Kepala janin mengalami ekstensi,
sehingga UUK dibawah simfisis (
hipomochlion).
·
Tahap :Ekspulsi
Kepal jaini
Peristiwa :berturut-turut lahiran UUB, Dahi, muka, dagung.
·
Tahap :Rotasi
eksterna
Peristiwa :Putar paksi luar (restitusi)
·
Tahap :Ekspulsi
Total
Peristiwa :cara melahirkan:
i.
Bahu depan: dengan meletakkan tangan
pada kedua sisi kepala bayi, tarik perlahan kebawah untuk melahirkan bahu
anterior.
ii.
Bahu belakang: tarik perlahan keatas
untuk melahirkan bahu posteroir.
iii.
Seluruh badan dan ekstremitas bayi lahir
dengan fleksi lateral. ( yanti, 2010, hal 144-145)
b.
Posisi Ibu Saat
Meneran
·
Bantu ibu untuk
memperoleh posisi yang paling nyaman baginya, setiap posisi memiliki
keuntungannya masing-masing misalnya, Posisi setengah duduk dapat membantu
turunnya kepala janin jika persalinan berjalan lamba.
·
Ibu dibimbing
mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk mengambil nafas mengedan tanpa
diselingi bernafas, kemungkinan dapat menurunkan PH pada ateri umbilikus yang
dapat menyebabkan denyut jantung tidak normal dan nilai agar rendah. Mita Ibu
bernafas selagi kontaksi ketika kepala akan lahir. Hal ini menjaga agar
perenium meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala dan mencegah robekan.
·
Periksa DJJ
pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak
mengalami bradikardi (<120 x/menit). (sarwono, 2004, hal
N-15)
c.
Cara meneran
·
Anjurkan ibu
untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama kontraksi.
·
Beritahuan
untuk tidak menahan nafas saat meneran.
·
Minta untuk
berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi.
·
Jika ibu
berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebih mudah untuk meneran jika
lutut ditarik kearah dada dan dagu ditempelkan didada.
·
Minta ibu untuk
tidak mengangkat bokong saat meneran.
·
Tidak
diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu kelahiran bayi dorongan
pada fundus meningkatkan risiko distosia bahu dan ruptura ateri. Peringankan
anggota keluarga ibu untuk tidak mendorong fundus bila mereka mencoba melakukan
itu.
(Acuhan APN, 2008, hal 87)
3. Fisiologi Kala III
a.
Perubahan
Anatomi Uterus
Perubahan anatomi uterus evaluasi uterus setelah plasenta lahir.
Dilakukan pemijatan untuk menstimulasi uterus berkontraksi dalam evaluasi
uterus yang perlu dilakukan adalah mengobservasi kontraksi dan konsistensi
uterus. Kontraksi uterus yang normal adalah fundus uterus akan teraba keras
saat dipalpasi. Jika telah terjadi kontraksi dalam waktu 15 menit setelah
dilakukan pemijatan uterus akan terjadi antonia uterus.
Serviks
perubahan yang terjadi pada serviks adalah serviks agak menganga sepeti corong.
Berikut ini disebabkan oleh korpus uterus yang dapat berkontraksi sedangkan
serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah ada pembahasan antara konrpus
dan serviks dan uterus yaitu yang
terbentuk secara cincin. (sarwono, 2004, hal 86)
b.
Mekanisme
Pelepasan Plasenta
Segera setelah bayi dilahirkan otot uterus atau yang disebut dalam
istilah medis sebagai miometrium secara sepontan berkontraksi, Kontraksi inilah
yang menyebabkan dinding rahim mengalami pembelahan dan menjadi penyusutan
volume rongga rahim. Penyusutan dari rongga rahim ini menyebabkan berkurangnya
ukuran tempat perlekatan plasenta. Plasenta tidak bersifat elektis sehingga
ketika rongga semakin menyempit maka plasenta akan terlipat, menebal kemudian
terlepas dari dinding rahim dengan bantuan kontraksi dari otot rahim maka
keseluruhan plasenta akan terlepas dari rahim dan mendorong plasenta turun
kebagian bawah rahim atau kedalam vagina dan selanjutnya keluar dari vagina
plasenta biasanya kekuar disertai dengan pengeluaran selaput selaput ketuban
dan bekuan darah.
·
Fase-fase
Pengeluaran Plasenta
a.
Fase Laten
Fase
ini terlihat adanya penebalan pada dinding rahim yang tidak dilekati plasenta
dinding rahimnya masih terlihat tipis.
b.
Fase kontraksi
Fase
ini bagian yang dilekati plasenta mengalami penebalan (penebalan bertambah daei
1cm menjadi lebih dari 2 cm).
c.
Fase pelepasan
plasenta
Fase
ini plasenta sudah benar-benar melepas dari dinding rahim tidak adanya
pendarahan diantara dinding rahim dengan plasenta.
d.
Fase
pengeluaran
Fase
ini plasenta keluar dari rahim. saat plasenta bergerak turun terbentuk sejumlah
kecil darah pada bagian plasenta
.
·
Tanda-Tanda
Pelepasan Plasenta
a.
Perubahan
bentuk dan tinggi fundus (puncak rahim)
b.
Tali pusat
memenjang
c.
Semburan darah
tiba-tiba dalam waktu yang singkat
d. Perubahan posisi uterus yaitu uterus naik dalam abdomen.
(Ria, 2012, hal 18-22) dan (Ambar, 2011, hal 74)
c.
Pendarahan
Pendarahan pasca persalinan adalah pendarahan melebihi 500 ml
kondisi dalam persalinan menyebabkan kesulitan untuk menentukan banyaknya
pendarahan yang terjadi karena tercampur dengan air ketuban dan serapan kain
alas tidur. Oleh sebab itu batasan operasional untuk periode pasca persalinan
adalah setelah bayi dan banyaknya pendarahan lebih dari normal yang
menyebabkannya ubahantanda-tanda vital (pasien mengeluh lemah, limbung,
berkeringat dingin, menggigil, hiperpenea, sistolik <90 mmHg, nadi
>100x/menit, kadar Hb <89%).
·
Penanganan umum
untuk pendarahan adalah:
a)
Ketahui dengan
pasti kondisi pasien sejak awal (saat masuk).
b)
Pimpin
persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan aman (termasuk upaya pencegahan
perdarahan pasca persalinan).
c)
Lakukan
observasi ketat pada 2jam pertama pasca persalinandan dilanjutkan pemantauan
terjadwal hingga 4jam berikutnya (dirunag rawat ganti).
d)
Selalu siapkan
keperluan tindakan gawat darurat.
e)
Segera lakukan
penilaian klinis dan upaya pertolongan apa bila ada masalah pelaksanaan asuhan
mandiri.
f)
Atasi syok.
g)
Pastikan
kontraksi berlangsung baik.
h)
Pastikan
plasenta telah lahir dengan lengkap, eksplorasi kemugkinan robekan jalan lahir.
i)
Jika pendarahan
terus berlangsung lakukan uji beku darah.
j)
Pasang kateter
menetap dan pantau asupan dan haluana cairan.
k) Cari penyebab pendarahan dan lakukan tindakan spesifik.
(Ambar, 2011, hal 78)
4. Fisiologi Kala IV
a.
Perubahan
Anatomi Organ Reproduksi
·
Serviks
Perubahan-perubahan pada serviks terjadi segera setelah bayi lahir,
bentuk serviks agak menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus
uterus yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi
sehingga seolah-olah pada pembatasan antara korpus dan serviks berbentuk
semacam cincin.
Serviks berwarna merah kehitaman karena penuh dengan pembuluh
darah. Konsistensi lunak, kadang-kadang terdapat laserasi atau perlukaan kecil.
Karena robekan kecil terjadi selama berdilatasi, maka serviks tidak akan pernah
kembali lagi ke keadaan seperti sebelum hamil.
Muara serviks yang berdilatasi sampai 10cm sewaktu persalinan akan
menutup secara perlahan dan bertahap. Setelah bayi lahir tangan bisa masuk
kedalam rongga rahim, setelah dua jam hanya dapat dimasuki dua atau tiga jari.
·
Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang
bergerak maju. Pada hari ke-5 pasca melahirkan, perineum sudah mendapatkan
kembali sebagian tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dibanding keadaan
sebelum hamil.
·
Vulva dan
vagina
Mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama
proses melahirkan dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut kedua
organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali
kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalm vagina secara berangsur-angsur akan
muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.
·
Uterus
Setelah kelahiran plasenta, uterus secara normal ditemukan berada
pada garis tengah abdomen kira-kira 2/3-3/4 antara semfifis pubis dan umbilikus
uterus yang ditemukan diatas umbilikus merupakan indikasi pengumpalan darah
diuterus, yang perlu ditekan dan dikeluarkan. Uterus yang ditemukan diatas
umbilikus dan pada satu sisi, biasanya sisi kanan, mengindikasikan kandung
kemih yang penuh. Pada keadaan tersebut kandung kemih harus dikosongkan.
Kandunng kemih yang penuh menggantikan uterus dari posisinya dan mencegah
uterus berkontraksi seperti seharusnya, dan menyebabkan pendarahan yang lebih
banyak.
Uterus
harus keras terhadap sentuhan. Uterus yang lembut dan boggy adalah hipotonik
dan tidak berkontraksi sebagaimana seharusnya. Antonia uteri merupakan penyebab
utama pendarahan postpartum. Uterus yang kokoh merupakan indikasi dari
himostati uterin yang efektif, yang merupakan efek dari kontraksi uterus.
Ketika berkontraksi, serat otot pada miometrium berperan sebagai ligatur
terhadap pembulu darah terbuka pada tempat plasenta dan pendarahan dikontrol
secara alami. Secara normal, trombus tidak terbentuk dalam pembuluh darah pada
miometrium tetepi terbentuk dalam pembuluh darah distal di desidua.
. ( Ari, 2010 hal 178-179)
5.
Perubahan Psikologis Pada Ibu Persalinan
Banyak wanita normal bias merasakan
kegairahan dan kegembiraan disaat-saat merasakan kesakitan-kesakitan pertama
menjelang kelahiran banyinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati
seolah-olah saat itulah benar-benar terjadi suatu realitas kewanitaan sejati,
sejati adalah munculnya rasa bangga melahirkan/ memproduksi anaknya, khusunya
sara lega itu berlangsung ketika proses persalinan, maka seolah-olah
mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu
keadaan yang belum pasti ibu kini benar-benar akan terjadi/ terealistis secara
konkret.
Seorang wanita dalam
proses bayinya merasa tidak sadar mengikuti irama nalurial. Dan mau mengatur
sendiri biasanya mereka menolak nasehat-nasehat dari luar. Sikap yang
berlebihan ini pada hakikatnya murupakan ekspresi dari mekanisme melawan
kesakitan. Selanjutmya, jika proses kesakitan pertama-tama menjelang kelahiran
ini disertai banyak ketegangan batin dan rasa cemas/ ketakutan yang berlebihan,
atau disertai kecenderungan-kecenderungan yang sangat kuat untuk lebih aktif/
bias mengatur sendiri. Proses kelahiran bayinya, maka proses kelahiran bayi
biasa menyimpang dari yang normal dean spontan, prosesnya akan sangat terganggu
dan merupakan kelahiran abnormal. ( Ai yeyeh, 2009, hal 34-35).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi persalinan
1. Passage
Passage atau faktor jalan lahir dibagi atas :
·
Bagian keras :
tulang-tulang panggul (rangka panggul)
·
Bagian lunak :
otot-otot, jaringan-jaringan, dan ligament-ligamen.
Ukuran-ukuran panggul
Ukuran-ukuran panggul dibagi menjadi 2
·
DS : Distansia Spinarum yaitu jarak
antara kedua spina iliaka
anterior
superior (24cm-26cm)
·
DC : Distansia Cristarum yaitu jarak
antara kedua crista iliak
kanan
dan kiri (28cm-30cm)
·
CE : Conjugata Eksterna (boudelogue)
18cm-20cm
·
DT : Distansia Tuberum dengan
menggunakan jangka osender
(10,5cm)
·
CD : Conjugata Diagonalis dengan periksa
dalam 12,5cm
Ukuran-ukuran panggul dalam
·
Pintu atas panggul : Merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh
promontorium line inominata dan pinggir
atas simpisis pubis
·
Conjugata vera : Dengan
periksa dalam diperoleh conjugate
Diagonalis
11 cm-1,5 cm.
·
Conjugata
transversa
·
Conjugata
obligue 13cm
·
Conjugata
obstetrica adalah jarak bagian tengah simpisis ke promontorium
·
Ruang tengah
panggul
·
Bidang terluas
ukurannya 13x12,5cm
·
Bidang sempit
ukurannya 11,5x11cm
·
Jarak antara
spina istiadika 11cm
·
Pintu bawah
panggul
·
Ukuran
anter-posterior 10-11cm
·
Ukuran
melintang 10,5cm
·
Arcus pubis
membentuk sudut 900 lebih
·
Inklinasi
pelvis miring panggul adalah sudut yang dibentuk dengan horizon bila wanita
berdiri tegak dengan inlet 55-600 . ( yanti. 2010)
Bagian lunak panggul (otot-otot dasar panggul)
a)
Jalan lahir
lunak yang berperan dalam persalianan adalah SBR. Serviks uterus dan vagina,
disamping itu otot-otot jaringan ikat dan ligament yang menyongkong alat-alat
urogenetal juga sanagat berperan dalam persalinan.
(Yanti, 2010, hal 30-34)
Dasar panggul (pelvic floor) terdiri dari:
b) Diafragma pelvis adalah bagian dalam yang
terdiri dari M.levator ani dan M.pubococcygeus, M. Ileococcygeus dan
M.ischiococcygeus.
c) Diafragma urogenetal terdiri dari perineal
fasciae otot-otot superficial.
2. Power
-
His atau kontraksi
His atau kontraksi uterus adalah kontraksi
otot-otot uterus dalam persalinan kontraksi merupakan sifat pokok otot polos
dan tentu saja hal ini terjadi pada otot polos uterus yaitu miometrium, didalam
persalinan his harus selalu dipantau. Beberapa istilah yang perlu diperhatikan
dalam menilai atau memantau his anatara lain yaitu :
Frekuensi adalah jumlah his dalam waktu tertentu biasanya
dihitung per 10 menit.
Durasi adalah lamanya setiap his berlangsung diukur
dengan detik
Interval adalah masa relaksasi, amplitudo atau intensitas
adalah kekuatan his diukur dalam satuan mmHg. Dalam praktik kekuatan his hanya
dapat diraba secaara palpasi apakah sudah kuat atau masih lemah,aktifitas his
adalah frekuensi x amplitudo.
Contoh :
Frekuensi suatu his 3x /10 menit dan amplitudonya 50
menit maka aktifitas rahim 3 x 50 = 150 unit montevideo.
·
Tenaga mengejan
Kekuatan mengedan ibu
Setelah serviks terbuka lengkap kekuatan yang sangat
penting pada ekspulsi janin adalah yang dihasilkan oleh peningkatan tekanan
intra abdomen yang diciptakan oleh kontraksi otot-otot abdomen dalam bahasa
obstetri biasanya ini disebut mengejan. Siafat kekuatan yang dihasilkan mirip seperti
yang terjadi pada saat buang air besar. Tetapi biasanya intensitasnya jauh
lebih besar pada saat kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu refleks
yang mengakibatkan pasien menutup glotisnya mengkontraksikan otot-otot perutnya
dan menekan diafragmanya kebawah. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil kala
I sudah lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim uterus disamping
itu, kekuatan-kekuatan tahanan mungkin ditimbulkan oleh otot-otot dasar panggul
dan aksi ligament. ( Ai yeyeh,
2009, hal 13-18).
3.
Passenger ( isi kehamilan )
· Janin
Passenger sebagian besar adalah mengenai
ukuran kepala janin, karena kepala adalah bagian besar dari janin dan paling
sulit untuk dilahirkan penolong persalinan berkeyakinan jika kepala janin sudah
dapat lahir, maka bagian tubuh yang lain akan dapat mudah menyusul.
Tulang-tulang penyusun kepala janin terdiri dari :
a. Dua buah os parietalis
b.Satu buah os oksipitalis
c. Dua buah os frontalis
Antara
tulang yang satu dengan yang lainnya berhubungan melalui membran yang kelak
setelah hidup diluar uterus akan berkembang menjadi tulang. Batas antara dua
tulang disebut sutura dan diantara sudut-susdut tulang terdapat ruang yang
ditutupi oleh membran yang disebut fontanel.
Pada tulang tengkorak janin dikenal beberapa
sutura antara lain :
a. Sutura sagitalis superior
Menghubungkan kedua os parietalis kanan dan
kiri
b. Sutura konorania
Menghubungkan os parietalis dengan os
frontalis
c. Sutura lambdoidea
Menghubungkan os parientalis dengan os
oksipitalis
d. Sutura frontalis
Menghubungkan kedua os frontalis kanan dan
kiri
Terdapat dua fontanel (
ubun-ubun ) anatara lain :
6.
Fontanel minor ( ubun-ubun kecil )
a. Berbentuk segitiga
b. Terdapat disutura sagitalis superior bersilang
dengan sutura lambdoidea
c. Sebagai penyebut ( penunjuk presentasi kepala
) dalam persalinan, yang diketahui melalui pemeriksaan dalam ( vaginal touche )
pada saat tangan pemeriksaan meraba kepala janin. Ketika terasa adanya cekungan
yang terbentuk segitiga itulah ubun-ubun kecil.
7.
Fontanel mayor ( ubun-ubun besar / bregma )
a. Berbentuk segitiga panjang
b. Terdapat disutura sagitalis superior dan
sutura frontalis bersaing dengan sutura koronaria
· Plasenta
Plasenta
atau yang kita lebih kenal dengan sebutan ari-ari merupakan sebuah organ yang
sangat luar biasa. Hal ini dikarenakan fungsi dan tugasnya selama proses
kehamilan berlangsung. Plasenta merupakan jaringan seperti daging atau lebih
sering terlihat seperti gumpalan hati mentah yang berbentuk bundar atau ovai,
mempunyaindiameter berkisar antara 15-20 cm dengan ketebalan 2-3 cm dan
berbobot sekitar 500-600 gram. Bervariasi tergantung pada ukuran janin.
Terdiridari dua bagian antara lain :
a. Pars maternal. Bagian plasenta yang menempel
pada desidua, terdapat kotiledon ( rata-rata zokotiledon ) dibagian ini tampak
terjadinya pertukaran darah ibu dan janin.
b. Pars fetal : terdapat tali pusat ( insersio /
penanaman tali pusat ).
Insersio sentralis : penanaman tali pusat
ditangan plasenta .
Insersio margitalis : penanaman tali pusat dipinggir
plasenta
Insersio falamentosa : penanaman tali pusat diselaput
janin / selaput amnion.
Fungsi Plasenta :
a.
Memberi makanan kepada janin
b.
Respirasi janin (tempat pertukaran O2 dan CO2
antara janin dan ibu
c.
Membantu hormon ekstrogen
d.
Menyalurkan berbagai antibodi dari ibu.
e.
Sebagai bariar (penghalang) terdapat janin dari
kemungkinan masuknya mikro
organisme.
·
Air ketuban
Air
ketuban merupakan elemen penting dalam proses persalinan air ketuban ini dapat
dijadikan acuan dalam menentukan diagnosa kesejahteraan janin.
Beberapa aspek penting yang perlu diketahui adalag sebagai berikut:
Struktur amnion
a)
Volume pada kehamilan, cukup bulan kira-kira 100-500 cc.
b) Berwarna putih keruh, berbau amin, dan terasa
manis, berwarna keruh sampai hijau pada proses persalinan mengidentifikasikan
adanya kondisi janin yang tidak sejahtera. Sehingga membutuhkan tindakan khusus
untuk bayi yang dilahirkan.
c) Reaksinya agak alkalis sampai netral dengan
berat jenis 1,008.
d)
Komposisinya terdiri atas 98% air dan sisanya albumen, urea
, asam urik, kreatinin sel-sel epitel, lanugo, verniks kaseosa dan garam
anorganik kadar protein 2,6% gram/ liter.
Fungsi Amnion
1.
Melindungi janin dari troma atau benturan.
2. Memungkinkan janin bergerak bebas.
3. Menstabilkan suhu tubuh janin agar tetap hangat
4. Menahan tekanan uterus.
5.
Pembersih jalan lahir.
Cara mengenali amnion.
a. Dengan kertas lakmus.
Air ketuban
diteteskan keatas kertas lakmus, jika positif maka akan ditemukan adanya reaksi
warna biru. Pemeriksaan ini dilakukan pada ibu hamil trimester akhir untuk
memastikan apakah air yang keluar adalah air ketuban atau urin, misalnya pada
khasus ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.
b. Makroskopis
-
bau amis
-
adanya lanugo dan vernik kasiosa
-
bercampur mekonium
c. mikroskopis
-
lanugo dan rambut
d. Laboratorium
-
Kadar ureium dibandingkan dengan air kemih (Sulistyawati, 2010, hal 28-40), ( Ria Riksana,
2012, hal 10)
·
Pisikologi
Faktor psikis ibu tidak
kalah pentingnya untuk lancarnya sebuah proses persalinan ibu yang dalam
kondisi stres, otoy-otot tubuhnya termasuk otot rahim mengalami spasme yang
dapat meningkatkan rasa nyeri persalinan sehingga menghambat proses persalinan
( menjadi lama atau macet).
A. Pisikologi
Faktor psikis ibu tidak kalah pentingnya untuk lancarnya
sebuah proses persalinan ibu yang dalam kondisi stres, otoy-otot tubuhnya
termasuk otot rahim mengalami spasme yang dapat meningkatkan rasa nyeri
persalinan sehingga menghambat proses persalinan ( menjadi lama atau macet).
Hasil studi kuantitatif dengan pedekatan kualitas
pengalaman ibu yang baru melahirkan menunjukkan sebagai
berikut:
1. Nyeri
persalinan dan kelahiran sulit dijelaskan sifatnya kontradiktif percaya saja
kepada diri dan tubuhnya semdiri.
2. Percaya
saja pada bidan dan suami, oerlu dipahami arti pentingnya peralihan. Bahwa
sesudah persalinan akan menjadi ibu.
3. Nyeri
adalah bagian alamiah proses persalinan untuk mengatasinya ketahanan dan
kekuatan harus berasal daei tubuh sendiri.
4. Nyeri
persalinan dan kekuatan pertahanan diri menghadapi persalinan dapat memiliki
arti penting dalam proses persalinan menjadi ibu. ( Ai yeyeh, 2010, hal 37-43).
·
Penolong
Penolong
persalinan adalah petugas kesehatan yang mempunyai legalitas dalam penolong
persalinan antara lain: Dokter, Bidan serta mempunyai kompetensi dalam menolong
persalinan, menangai kegawat daruratan serta makukan rujukan jika diperlukan
penolong persalinan selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi yang dianjurkan
termasuk diantaranya, cuci tangan, memakai sarung tangan dan perkengkapan
perlindungan peribadi serta pendekomentasian alat bekas pakai. ( Ai yeyeh,
2009, hal 26).