Jumat, 27 September 2013

PENGERTIAN

keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan


PAHAMI DAN PASTIKAN PILIHAN CARA KB JANGKA PENDEK ANDA

PIL KB
  • Ø  Berisi hormone estrogen dan progestin
  • Ø  Sangat efektif jika diminum secara teratur ( 3 kehamilan dari 1000 pemakaian )
  • Ø  Aman hampir bagi semua ibu dan bisa berhenti kapan saja untuk kembali hamil/subur
  • Ø  Di bulan-bulan pertama pemakaian mungkin dapat terjadi efek samping seperti mual, perdarahan flek diantara masa haid, sakit kepala atau nyeri payudara gejala ini tidak berbahaya dan biasanya hilang setelah 3 bulan pemakaian
  • Ø  Tidak melindungi dari infeksi menular seksual (IMS) dan HIV



JANGAN PAKAI PIL KB JIKA

  • Ø  Merokok dan berusian diatas 35 tahun
  • Ø  Menderita darah tinggi
  • Ø  Masih menyusui bayi yang berusia kurang dari 6 bulan
  • Ø  Menderita kanker payudara , penyakit jantung, stroke, migraine, dan penyakit kuning
  • Ø  Mengalami perdarahan di vagina yang belum diketahui penyebabnya



SUNTIK KB BULANAN

  • Ø  Berisi hormone estrogen dan progestin yang harus disuntikkan secara teratur setiap 4 minggu sekali
  • Ø  Sangat efektif bila disuntik sesuai jadwal ( 1 kehamilan dari 1000 pemakaian )
  • Ø  Aman hampir bagi semua ibu dan bisa berhenti kapan saja untuk kembali hamil/subur
  • Ø  Tidak melindungi dari infeksi menular seksual (IMS) dan HIV



JANGAN SUNTIK KB BULANAN JIKA

  • Ø  Merokok lebih dari 15 batang per hari dan berumur diatas 35 tahun
  • Ø  Menderita darah tinggi
  • Ø  Masih menyusui bayi yang berusia kurang dari 6 bulan
  • Ø  Menderita kanker payudara, penyakit jantung, stroke, migraine, dan penyakit jantung



SUNTIK KB 3 BULANAN

  • Ø  Hanya berisi hormone progestin yang harus disuntikkan secara teratur setiap 12 minggu sekali
  • Ø  Sangat efektif mencegah kehamilan bila disuntik sesuai jadwal ( 3 kehamilan dari 1000 pemakaian )
  • Ø  Aman bagi ibu menyusui
  • Ø  Bisa terhenti kapan saja dan kesuburan biasanya kembali setelah 4 bulan
  • Ø  Dapat terjadi gangguan haid, perdarahan bercak dan henti haid
  • Ø  Tidak melindungi dari infeksi menular seksual (IMS) dan HIV



JANGAN SUNTIK KB 3 BULANAN JIKA
  • Ø  Menderita kanker payudara, jantung dan stroke
  • Ø  Mengalami perdarahan yang belum diketahui penyebabnya

KONDOM

  • Ø  Selubung karet yang dipasang pada alat kelamin pria sebelum senggama
  • Ø  Mempunyai fungsi perlindungan ganda yaitu melindungi dari kehamilan dan IMS dan HIV
  • Ø  Kondom hanya digunakan satu kali untuk setiap senggama
  • Ø  Cukup efektif jika digunakan dengan baik dan benar ( 20 kehamilan dari 1000 pemakai )
  • Ø  Untuk meningkatkan efektivitas kondomperlu digunakan bersamaan dengan cara kB lain



KB UNTUK IBU MENYUSUI

M.A.L ( Metode amenorea laktasi )
  • Ø  KB dengan cara menyusui secara eksklusif yaitu menyusui bayi hingga berusia 6 bulan bayi tidak diberi makanan/minuman tambahan apapun baik pisang, air putih, ataupun nasi, jarak pem,bemberian asi siang hari tidak lebih dari 4 jam dan malam hari tidak lebih dari 8 jam
  • Ø  Sangat efektif (5 kehamilan dari 1000 pemakaian)
  • Ø  Ibu harus menggunakan cara kb lain bila menyusui secara eksklusif, bayi sudah berusia lebih dari 6 bulan, atau sudah mendapatkan haid ( bukan haid di masa 8 minggu pertama setelah melahirkan)
  • Ø  Tidak melindungi dari infeksi menular seksual (IMS), dan HIV



PAHAMI DAN PASTIKAN PILIHAN CARA KB JANGKA PANJANG ANDA

AKDR ( ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM )

  • Ø  Alat kecil terbuat dari plastikdan tembaga lentur yang dimasukkan dalam rongga rahim oleh seorang dokter atau bidan terlatih
  • Ø  Pemasangan dapat dilakukan kapan saja tanpa harus menunggu haid
  • Ø  Tidak mempengaruhi asi dapat dipasang segera setelah melahirkan oleh dokter atau bidan terlatih( dalam 48 jam atau setelah 4 minggu melahirkan )
  • Ø  Sangat efektif bisa di cabut kapan saja ( 6 kehamilan dari 1000 pemakai )
  • Ø  AKDR tipe TCU 380 A bisa dipakai selama 10 tahun
  • Ø  Masa haid dapat lebih panjang dan banyak terutama pada bulan-bulan pertama pemakaian gangguan biasanya berkurang setelah 3 sampai 6 bulan pemakaian
  • Ø  Pemasangan AKDR dapat menimbulkan rasa sedikit tidak nyaman


SUSUK KB ATAU AKBK ( ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT )

  • Ø  Kapsul kecil yang berisi hanya hormone progestin terbuat dari bahan plastic lentur dan dipasang di bawah kulit lengan atas oleh bidan atau dokter terlatih
  • Ø  Tersedia 3 macam pilihan yaitu 1, 2, dan 6 kapsul dengan efektifitas yang sama
  • Ø  Sangat efektif untuk masa 3 tahun (1-2 kapsul) dan 5 tahun (untukn 6 kapsul) dan hanya terjadi 1 kehamilan dari 1000 pemakai
  • Ø  Bila diinginkan dapat diangkat setiap waktu
  • Ø  Aman digunakan oleh ibu menyusui
  • Ø  Perdarahan bercak, haid tidak teratur atau henti haid adalah gangguan yang umum terjadi dan bukan tanda bahaya
  • Ø  Mungkin dapat terjadi gangguan lain seperti sakit kepala dan mual-mual


JANGAN PAKAI SUSUK KB / AKBK JIKA

  • Ø  Menderita kanker payudara, jantung dan stroke
  • Ø  Mengalami perdarahan di vagina yang belum diketahui penyebabnya


KONTAP PRIA ( VASEKTOMI )

  • Ø  Tindakan operasi menutup saluran sel sperma yang sangat efektif dan aman bagi hampir semua pria yang tidak menghendaki anak lagi
  • Ø  Bisa dilakukan kapan saja dan sangat efektif (1 kehamilan dari 1000 pemakaian)
  • Ø  Tidak mempengaruhi gairah seksual
  • Ø  Tidak melindungi dari IMS dan HIV
  • Ø  Harus pakai kondom atau cara kb lain selama 3 bulan setelah operasi


PERLU DITUNDA JIKA

  • Ø  Terdapat infeksi atau gangguan pada organ kelamin
  • Ø  Gangguan kesehatan lain yang berat


KONTAP WANITA (TUBEKTOMI)

  • Ø  Tindakan operasi menutup saluran telur yang sangat efektif dan aman hampir semu perempuan yang tidak ingin mempunyai anak lagi
  • Ø  Rahim tidak diangkat dan ibu masih dapat mendapatkan haid
  • Ø  Sangat efektif (15 pemakaian dari 1000 pemakai)
  • Ø  Cara kb yang tidak mudah dikembalikan ke keadaansemula
  • Ø  Hanya untuk yang tidak menginginkan anak lagi
  • Ø  Tidak ada efek samping jarak panjang dan tidak mempengaruhi gairah seksual
  • Ø  Tidak melindungi dari IMS dan HIV
  • Ø  Operasi dapat dilakukan dalam 48 jam setelah melahirkan atau setelah 4 minggu


PERLU TUNDA JIKA

  • Ø  Mungkin hamil
  • Ø  Terdapat infeksi atau gangguan pada organ kewanitaan
  • Ø  Gangguan kesehatan lain yang berat
  •  




ASKEB 3 NIFAS

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN III

Logo AKBID


DISUSUN OLEH      :

1.      Renita Sutristiasih                             (201215401030)



AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN RUMAH SAKIT JAKARTA
JAKARTA
2013





PENGERTIAN NIFAS
            Masa nifas normal (peurperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Berikut perubahan fisiologi masa nifas

PERUBAHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL ATAU DIASTASIS RECTIE ABDOMINIS
            Adaptasi system musculuskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil berlangsung secara terbalik pada masa nifas. Adaptasi ini  Sistem muskuluskeletal pada ibu selama pemulihan atau postpartum termasuk penyebab relaksasi dan kemudian hipermobilitas sendi serta perubahan pada pusat gravitasi adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi mencakup hal-hal yang dapat membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran berat ibu  akibat pembesaran uterus. Stabilitas sendi lengkap akan terjadi pada minggu ke 6 sampai ke 8 setelah wanita melahirkan. Namun, kaki ibu belum mengalami perubahan yang berarti yang seringkali masih membutuhkan sandal/sepatu yang lebih besar (Bopak,1995)
Dinding abdominal lembek setelah proses persalinan karena peregangan selama kehamilan. Semua wanita puerperal mempunyai beberapa derajat tingkat diastasis recti, yang merupakan separasi dari otot rectus abdomen. Beberapa parah diastasis ini adalah tergantung pada sejumlah faktor termasuk kondisi umum wanita dan tonus otot, apakah wanita berlatih dengan setia untuk memperoleh kembali kesamaan otot abdominalnya, pengaturan jarak kehamilan (apakah dia mempunyai waktu untuk memperoleh kembali tonus ototnya sebelum kehamilan selanjutnya) dan apakah kehamilannya mengalami overdistensi abdomen seperti kehamilan ganda.





a.       Dinding perut peritoneum
Setelah persalinan, dinding perut longgar karena direnggang begitu lama tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Kadang-kadang pada wanita yang asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdominis sehingga sebagian dari dinding perut digaris tengah hanya terdiri dari perineum, fascia tipis dan kulit. Tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau mengejan.

b.      Kulit abdomen

Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilan tampak melonggar dan mengendur sampai berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Melalui latihan postnatal, otot0otot dari dinding abdomen seharusnya dapat normal kembali dalam beberapa minggu.


c.       Striae

Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang secara sempurna melainkan membentuk garis lurus yang samar. Ibu postpartum memiliki tingkat diastasis sehingga terjadi pemisahan muskulus rektus abdonishal tersebut dapat dilihat dari pengkajian keadaan umum, aktifitas, paritas, jarak kehamilan yang . dapat menentukan berapa lama tonus otot kembali normal.


d.      Perubahan ligament

Ligament-ligament dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sedia kala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor mengakibatkan letak uterus menjadi retrofeksi. Tidak jarang pula wanita mengeluh kandungannya turun setelah melahirkan oleh karena ligament, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.
e.       Simpisis pubis
Meskipun relative jarang, tetapi simpisis pubis yang terpisah ini merupakan penyebab utama morbiditas maternal dan kadang-kadang penyebab ketidak mampuan jangka panjang. Hal ini biasanya ditandai oleh nyeri tekan signifikan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur atau saat berjalan. Pemisahan simpisis dapat dipalpasi. Sering kali klien tidak mampu berjalan tanpa bantuan sementara pada kebanyakan wanita gejala menhilang setelah beberapa waktu.

 PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN
            Keadaan hormone plasenta menurun dengan cepat, hormone plasenta laktogen tidak dapat terdeteksi dalam 24 jam postpartum, hormone HCG menurun dengan cepat, estrogen turun sampai 10%. Hormone pituary menyebabkan prolaktin meningkat dengan cepat selama kehamilan, wanita yang tidak laktasi prolaktin menurun sampai keadaan selama hamil dapat dipengaruhi seberapa banyak ibu menyusui.
Hipolamik pituari ovarium mempengaruhi untuk seluruh wanita, menstruasi pertama sering menurut siklus anovulasi atau siklus yang diasosiasikan dengan ketidak kecukupan fungsi korvus luteum. Diantara wanita laktasi, 15% memperoleh menstruasi selama 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu.
Adanya perubahan dari hormone plasenta yaitu estrogen dan progesteron yang menurun. Hormone-hormon pituitary mengakibatkan prolaktin meningkat, FSH menurun, dan LH menurun. Produksi ASI mulai pada hari ke 3 post partum yang mempengaruhi hormone prolaktin, oksitosin, reflek let. Down dan reflek sucking selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sitem endokrin. Hormone-hormon yang berperan pada proses tersebut , antara lain




a.       Hormon plasenta

Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hormone plasenta menurun dengan sangat cepat pasca persalinan. Penurunan hormone plasenta (Human Plasenta Lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas . Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10%  dalam 3 jam hingga hari ke 7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke 3 post partum.

b.      Hormon Pituitary

                  Hormon pituitary antara lain:  hormone prolaktin, FSH dan LH. Hormone prolaktin  darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke 3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

c.       Hipotalamik pituitary ovarium

                  Hipotalamik pituitary ovarium akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita yang menyusui maupun yang tidak menyusui. Pada wanita menyusui mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca melahirkan berkisar 16% dan 45% setekah 12 minggu pasca melahirkan. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan mendapatkan menstruasi berkisar 40% setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu.

d.      Hormone oksitosin
                 
                  Hormone oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ke 3 persalinan, hormone oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat membantu involusi uteri.
e.       Hormon estrogen dan progesteron

                  Volume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormon anti diuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormone progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dn peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva serta vagina.


















REFERENSI
1.      Ai Yeyeh Rukiyah,2011,ASUHAN KEBIDANAN,Jakarta:TIM.
2.      Siti Salehah,2009,ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS,Jakarta:Salemba medika.

3.      Anik Maryuni,2009,ASUHAN PADA IBU DALAM MASA NIFAS (POSTPARTUM),Jakarta:TIM

KEBIDANAN ASKEB 3

Pengertian Persalinan
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan pristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Persalinan normal adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kejalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana jalan dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir.
Persalinan dan kelahiran adalajh proses pengeluaran janin yang terjadi pada kelahiran cukup bulan (37 minggu-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang langsung dalam 18 minggu, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. . ( sarwono 2006, hal 100).
Istilah-istilah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan:
·         HIS :
kontraksi otot rahim.
·         Habitus :
sikap janin dalam rahim.
·         Immatur :
belum cukup bulan.
·         Inversio uteri :
rahim terbalik.
·         Inersia uteri :
kontraksi uterus yang lemah.
·         Matur :
cukup bulan.
·         Pace maker :
lokasi permulaian his.

·         Presentasi :
bagian terbawah anak.
·         Passage :
jalan lahir.
·         Pasanger :
janin.
·         Retensio placentae :
plasenta tertinggal dalam rahim.
·         Situs :
letak janin dalam rahim.
·         Multigravida :
     Wanita yang sudah beberapa kali hamil
·         Primigravida :
Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya..
·         Abortus :
pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau lebih bayi dengan berat badan kurang dari 500 gram.
·         Partus immaturus :
pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 2499 gram.
·         Partus prematurus :
pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi dengan berat badan antara 2500 gram atau lebih.
·         Partus postmaturus atau serotinus :
pengeluaran buat kehamilan setelah kehamilan 42 minggu . (yanti, 2010, hal 3-4)


Sebab-sebab mulainya persalinan
Ada lima penyebab mulainya persalinan:
a.       Penurunan kadar progesterone. Progesteron menimbulkan relaksasi otot uterus selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan esterogen di dalam darah namun pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehinnga timbul his.
b.      Teori oksitosin pada akhir kehamilan. Kadar oksitosin  bertambah oleh karena itu timbul kontraksi otot uterus.
c.       Peregangan otot uterus seperti halnya kandung kemih dan lambung. Jika dindingnya teregang karena isinya. Dengan bertambahnya usia kehamilan semakin teregang otot-otot uterus dan semakin rentan.
d.      Pengaruh janin. Hipofisis dan kelenjar suprarenal janin tampaknya juga memegang peran karena pada anensefalus kehamilan sering lebih lama dari biasanya.
a.       Teori prostaglandin. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan hasil percobaan menunjukan bahwa prostaglandin F2 dan E2 yang diberikan melalui intravena, intraamnial, dan ekstraamnial menimbulkan kontraksi miometriun pada setiap usia kehamilan. ( Ambar, 2010, hal  4)
Tahap persalinan Kala ( I , II , III , IV )
Persalinan di bagi menjadi 4 kala yaitu :
Kala I              : dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap ( 10 cm ) proses ini sampai terbagi dalam 2 fase , fase laten ( 8 jam ) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif ( 7 jam ) serihviks membuka dari 3 sampai 10 cm. kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
Kala II             : dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm ) sampai bayi lahir. Proses  ini biasanya berlangsung 2 jam primi pertama 1 jam pada multi.
Kala III           : dimulai segera bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Kala IV           : dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum. (sarwono, 2006, hal 100-101)

Tujuan Asuhan Normal
Tujuan asuhan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan interenvensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal). (Gulardi, 2008, hal 3).

Tanda-tanda Persalinan
Sebelum terjadinya persalinan, didahului dengan tanda tanda sebagai berikut :
a.       Kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
b.      Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir.
c.       Pecahnya air ketuban

Pada pemeriksaan dalam terdapat perubahan serviks yaitu pelunakan serviks dan terjadinya pembukaan serviks. ( Manuaba, 1998, hal 10)

Persiapan Asuhan Persalinan
Untuk pasien
1.      Tanyakan kepada bidan atau dokter tanggal perkiraan persalinan
2.      Suami dan keluarga mendampingi ibu hamil periksa
3.      Siapkan tabungan untuk biaya persalinan kendaraan jika sewaktu-waktu diperlukan
4.      Merencanakan melahirkan
5.      Merencanakan keluarga berencana (KB)
6.      Siapakan orang yang bersedia menjadi donorjika sewaktu-waktu diperlukan    ( DEPKES RI, 2009, hal 2-3).
Untuk petugas kesehatan
1.      Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi
2.      Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan pada setiap persalinan dan kelahiran bayi
3.      Persiapan rujukan ( Ai yeyeh, 2009, 58-60).
Pemberian cairan dan nutrisi
Anjurkan ibu untuk mendapatkan asupan ( makanan ringan dan minuman air ) selama persalinan dan proses kelahiran bayi. Sebagian ibu masih ingin makan selama fase laten persalinan tetapi setelah memasuki fase aktif, mereka hanya ingin mengkonsumsi cairan saja, anjurkan agar anggota keluarga sesering mungkin menawarkan minum dan makanan ringan selama proses persalinan. Makanan ringan dan asupan cairan yang cukup selama persalinan akan memberi lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi bisa memperlambat kontraksi dan atau membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif. (Ai yeyeh, 2009, hal 65).

Pemberian cairan dan nutrisi pada ibu dengan kebutuhan khusus:
·         Ibu hamil dengan anemia

Anemia adalah suatau keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah di bawah normal. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah,seperti kekurangan zat besi,asam folat ataupun vitamin b12. Anemia yang paling sering terjadi terutama pada ibu hamil adalah anemia karena kekurangan zat besi (Fe),sehingga lebih di kenal dengan istilah anemia Gizi Besi (AGB),Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang di butuhkan untukn metabolisme besi yang normal.selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat hemoglobin ibu turun sampai 11 gr/dl selama trimester III.
Penanggulangan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara  pemberian tablet besi serta peningkatan kualitas makanan sehari-hari. Ibu hamil biasanya tidak hanya mendapatkan preparat besi tetapi juga asam folat. Dosis pemberian preparat asam folat sebanyak 500 mg dan zat besi sebanyak 120 mg. pemberian zat besi sebanyak 30 gram per hari akan meningkatkan kadar hemoglobin sebesar 0,3 dl/gr/minggu atau dalam 10 hari. Berikut upaya pencegahan dan penanggulangan anemia secara lebih terperinci:
1.      Meningkatkan komsumsi makanan bergizi.
Perhatikan komposisi hidangan setiap kali makan dan makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging,ikan,ayam,hati,telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua,kacang-kacangan,tempe). Perlu juga makan sayur-sayuran buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk,daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus. Makanan yang berasal dari nabati meskipun kaya akan zat besi, namun hanya sedikit yang dapat diserap dengan baik oleh usus.
2.      Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum tablet tambah darah (tablet besi/tablet tambah darah).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet besi yaitu:
a.Minum tablet besi dengan air putih,jangan minum dengan the,susu atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang.
b.kadang-kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak membahayakan seperti perut terasa tidak enak,mual-mual,susah buang air besar dan tinja berwarna hitam.
c.Untuk mengurangi gejala sampingan minum tablet zat besi setelah makan malam,menjelang tidur akan lebih baik bila setelah minum tablet zat besi disertai makan buah-buahan seperti: pisang,papaya,jeruk dll.
d. Simpanlah tablet zat besi di tempat yang kering,terhindar dari sinar matahari langsung,jauhkan dari jangkauan anak,dan setelah dibuka harus di tutup kembali dengan rapat.
e. Tablet zat besi tidak menyebabkan tekanan darah tinggi.

·         Ibu dengan Diabetes Melitus (Diabetes Melitus Gestational)

Diabetes mellitus gestational adalah keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang perempuan yang di ketahui pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestationalterrjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan,yang diperkirakan karena terjadinya perubahan metabolism glukosa. Diabetes melitus gestational patut di curigai terjadi pada perempuan yang memiliki cirri gemuk,riwayat keluarga diabetes,riwayat melahirkan bayi >4kg,riwayat bayi lahir mati,dan riwayat abortus berulang. Gejala khas yang dirasakan penderita diabetes adalah sering merasa haus sehingga menjadi banyak minum, banyak kencing,dan banyak makan tetapi berat badan turun. Gejala laen yang dirasakan adalah badan terasa lemah,gatal-gatal,kesemutan pada jari tangan dan kaki,pengelihatan menjadi kabur,gatal pada kemaluan,dan luka yang sulit sembuh.
Pola makan 3 kali makan besar diselingi 3 kali makanan kecil dianbjurkan dalam sehari.pembatasan jumlah karbohidrat 40% dari jumlah makanan dalam sehari dapat menurunkan kadar glukosa darah postprandial (2 jam setelah makan). Keberhasilan penanganan DM sangat dipengaruhi oleh 3T (tepat waktu makan,tepat jumlah makanan yang dikonsumsi,dan tepat jenis makanan yang dikonsumsi). Penderita diabetes militus harus memperhatikan jenis makanan yang diperbolehkan serta dibatasi. Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk masing-masing golongan bahan makanan adalah sebagai berikut:
a.       Sumber karbohidrat kompleks, seperti nasi, kentang, singkong, ubi, mie.
b.      Sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu, dan kacang-kacang.
c.       Sumber lemak dalam jumlah terbatas, yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan terutama diolah dengan cara dipanggang, direbus, dikukus, disetup, dan dibakar.
Menurut Almatsir (2004). Terdapat beberapa jenis makanan yang harus dihindari/dibatasi/tidak dianjurkan bagi penderita diabetes, yaitu:
a.       Bahan makanan yang mengandung gula sederhana, seperti : gula pasir, gula jawa, sirop, jam, jeli, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, dan es krim, kue-kue manis, dodol, dan cake.
b.      Bahan makanan yang mengandung banyak lemak, seperti: makanan siap saji (fast food), goring-gorengan.
c.       Bahan makanan yang mengandung banyak natrium, seperti: ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan dengan penambahan garam.

·         Ibu dengan vegetarian
Vegetarian adalah kelompok orang yang tidak menyantap daging hewan dalam konsumsi makanan sehari-hari. Secara garis besar kelompok vegetarian terbagi menjadi semi vegetarian dan vegetarian total. Kelompok semi vegetarian hanya menolak sebagian hewan, sedangkan hewan yang lain masih tetap mengkonsumsi. Kelompok pollovegetarian adalah kelompok vegetarian yang hanya mengkonsumsi unggas dan nabati, sedangkan pescovegetarian hanya mengkonsumsi ikan dan tumbuhan. Lactoovovegetarian hanya mengkonsumsi telur, susu dan hasil olahan serta nabati, ovovegetarian selain mengkonsumsi nabati hanya mengkonsumsi telur, sedangkan lactovegetarian hanya mengkonsumsi susu dan olahannya serta nabati.kelompok vegetarian yang paling ekstrim adalah yang total vegetarian (veganvegetarian), yaitu tidak mengkonsumsi makanan apapun kecuali yang bersumber dari nabati (Arisman,2004).
Jenis bahan makanan yang dikonsumsi ibu hamil vegetarian berdasarkan Zat Gizi yang dibutuhkan:
a.       ASAM FOLAT
Sayuran berwarna hijau (bayam, kankung, sawi), polong-polongan, gandum murni, kacang-kacangan buah-buahan seperti jeruk, lemon.berfungsi untuk memproduksi protein dan darah sekaligus berfungsi sebagai pertumbuhan atau pembelahan sel, membantu pembentukan hemoglobin, sintesis ARN dan AND.


b.      ZAT BESI
Buah kering, gandum, polong-polongan, dan sayuran berwarna hijau. Berfungsi untuk membawa oksigen dalam darah, mencegah anemia, meningkatkan kekbalan terhadap infeksi.
c.       TEMBAGA
Kacang-kacangan, polong-polongan dan air. Berfungsi untuk membantu penggunaan zat besi dalam tubuh dan metabolisme energy dalam tubuh.
d.      KALSIUM
Sayuran berdaun hijau, kacang mete, kacang polong, tahu, yogurt, susu kedelai. Berfungsi untuk memperkuat tulang, gigi, membantu pembekuan darah, dan membangun otot.
e.       YODIUM
Garam beryodium, rumput laut. Berfungsi untuk meningkatkan angka metabolism basal ibu.
f.       MAGNESIUM
Polong-polongan, sereal gandum, sayuran berhijau daun. Berfungsi untuk kerja saraf dan otot, membntu tubuh memproses karbohidrat.
g.      SENG
Rumput laut gandum. Berfungsi untuk pembuatan insulin, membantu sintesis protein, ARN dan AND.
h.      NIASIN
Sereal gandum. Berfungsi untuk kesehatan kulit, saraf dan pencernaan, membantu tubuh menggunakan karbohidrat.
i.        FOSFOR
Sereal gandum dan polong-polongan. Berfungsi untuk pembentukan kerangka dan gigi janin, dan memenuhi kalsium ibu.


j.        POTASIUM
Pisang, kentang, kismis, dan yogurt. Fungsinya menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh serta kerja otot.
k.      TIAMIN (B1)
Roti dan sereal gandum. Berfungsi untuk membantu tubuh mencerna karbohidrat.
l.        RIBOFLAVIN (B2)
Roti, sereal, sayuran berdaun hijau. Berfungsi untuk membantu tubuh melepaskan energy ke sel, untuk kesehatan kulit dan mata.
m.    VITAMIN A
Sayuran berdaun hijau, sayuran jingga dan kuning, wortel, blewah. Berfungsi untuk perkembangan sel, pembentukan gigi dan pertumbuhan tulang.
n.      VITAMIN B6
Pisang, gandum, polong-polongan. Fungsinya membantu membentuk sel-sel darah merah dan membantu proses karbohidrat, lemak, lipid dan membuat AND.
o.      VITAMIN B12
Margarine, susu kedelai dan suplemen makanan. Berfungsi untuk pembentukan sel-sel darah merah dan membantu menjaga syaraf.
p.      VITAMIN C
Buah-buahan sitrus, brokoli, paprika hijau, strawberry, kubis, tomat, melon, kentang. Berfungsi untuk mempercepat penyembuhan luka dan tulang, meningkatkan kekebalan terhadap infeksi.
q.      VITAMIN D
Susu kedelai, sayuran berdaun hijau, sinar matahari. Berfungsi untuk membantu tubuh menggunakan kalsium dan fosfor dan dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi.

r.        VITAMIN E
Minyak sayur, sereal gandum dan sayuran berdaun hijau. Berfungsi untuk mencegah anemia pada bayi prematur, dan penting sebagai antioksidan. (haryani,2011, hal 128-139)
Pengenalan pengertian teknik persalinan water birth dan lotus birth
a.      Water birth
Water birth adalah sebuah proses melahirkan yang dilakukan didalam sebuah kolam air yang hangat. Beberapa wamita hamil memilih untuk menstimulus pengetahuannya dengan berendam didalam air hangat dan keluar dari kolam unmtuk melahirkan bayinya. Sementara yang lain memilih untuk melahirkan bayi didalam kolam air hangat. Secara toritis water birth dapat dilakukan ketika ibu telah mengandung selama 9 bulan dan melahirkan sang bayi dalam bak air hangat dengan suhu yang disesuaikan dengan tubuh 360 - 370 C. Bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sama antara lingkungan didalam tubuh ibu dengan diluar tubuh ibu sehingga tubuh bayi tidak merasakan perbedaan suhu yang ekstrim.

Persiapan untuk lahir di air atau water birth
·         Sebelum memutuskan melahirkan di air terlebih dahulu diskusikan dengan dokter kandungan anda. Apakah dokter dan pihak rumah sakit tempat melahirkan telah dilengkapi dengan tub khusus untuk tempat melahirkan.
·         Jika anda memang sudah memilih untuk melahirkan dirumah sakit pastikan bahwa rumah sakit tersebut mempunyai kebijakan yang water birt friendly dan bersedia menerima prosesi melahirkan di air.
·         Siapakan segala sesuatunya bahkan rumah sakit belum memiliki bak khusus untuk melahirkan di air. Anda harus mulai mencari referensi sejak sekarang.

Risiko dalam persalinan water birth
·         Kemungkinan air kolam tertelan oleh bayi sangat besar. Kondisi ini menyebabkan proses membutuhkan dokter kebidanan dan kandungan juga spesialis anak yang akan melakukan pengecekan langsung saat bayi lahir sehingga jika ada gangguan bisa langsung terdeteksi dan diatasi bayi akan mengalami syok jika suhu tidak sama dengan suhu si ibu saat melahirkan.
Keuntungan melahirkan dalam air
Untuk ibu :
·         Air dapat menenangkan dan membuat nyaman ketika akan melahirkan.
·         Air dapat meningkatkan energy ketika akan melahirkan mengapung didalam air dapat mengurangi berat tubuh yang akan mengakibatkan ibu untuk bebas bergerak dan menentukan posisi untuk melahirkan.
·         Dengan  berendam didalam air dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh perasaan gugup dan gelisah ketika akan melahirkan.
·         Dengan berewndam di air menghilangkan stress sehingga secara alami tubuh menghasilkan dan endorphin yang berfungsi sebagai pain inhibitors .
·         Air juga dapat menyebabkan vagina lebih elastic dan lebih relaks sehingga dapat mengurangi robeknya vagina sehingga akan mengurangi jahitan pada vagina.
·         Dengan berendam didalam air maka secara fisik tubuh menjadi relaks. Hal ini juga menyebabkan relaks secara mental sehingga ibu dapat lebih berkonsentrasi untuk melahirkan anak selama proses kelahiran.
·         Air dapat memberikan privasi pada si ibu sehingga meberikan dampak bayi pada ibu ibu akan merasa dapat melepas semua hambatan, kegugupan dan kegelisahan serta ketakutan saat melahirkan.
Untuk bayi :
·         Menurunkan risiko cedera kepala bayi meskipun belum dilakukan penelitian mendalam, namun pakar kesehatan meyakini bahwa lahir dalam metode ini kemungkinan IQ bayi menjadi lebih tinggi dibandingkan bayi lahir dengan metode lain
·         Peredaran darah bayi akan lebih baik sehingga tubuh bayi akan cepat memerah setelah melahirkan
·         Melahirkan didalam air akan memberikan bahwa bayi seolah-olah masih berada dilingkungan yang jauh tidak berbeda dengan didalam ketuban ibu
·         Selama proses kelahiran bayi akan lebih mudah untuk keluar dan lebih aman karena menghindarkan bayi pada cedera akibat melahirkan. (syarifudin, hal 140-145)



Gambar water birth
            https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSGutBiqZc1R32vhooS3u6U5pnjIbesXuui2lmyNeE2e_jR8MexUw  

Mengenal Lotus Birth
            Lotus birth adalah tali pusat yang tidak dipotong (tidak di klem dan tidak pula dipotong) akan tetapi dibiarkan saja menempel ditubuh bayi hingga nantinya terlepas sendiri lama waktu hingga plasenta dan tali pusat terlepas sendiri sekitar 3-10 hari.
Langka-langkah dalam penatalaksanaan lotus birth :
·         Tenaga kesehatan yang menolong persalinan akan menegangkan tali pusat untuk mengetahui apakah plasenta sudah benar terlepas dari dinding rahim atau tidak. Jika tali pusat sangat pendek terpaksa bayi dibiarkan dibagian bawah perut bayi tetapi, biasanya tali pusat cukup panjang untuk membuat bayi bisa digendong atau didekap oleh ibu. Apabila sudah terlepas plasenta bisa dikeluarkan secara perlahan dan sangat lembut usahakan agar tidak ada jaringan atau bagian dari plasenta yang tertinggal.
·         Siapkan sebuah baskom kecil atau wadah untuk menumpang plasenta, segera setelah dikeluarkan kemudian letakkan plasenta dalam wadah tersebut.
·         Tunggu transfusi penuh darah dari plasenta ke tubuh bayi sebelum menangani plasenta lebih lanjut.
·         Pastikan tidak ada jaringan atau selaput ketuban yang tertinggal dengan cara mengusapkan kasa diatas permukaan plasenta agar terlihat apakah plasenta utuh atau tidak. Jika plasenta tidak utuh maka harus segera di ambil sisa plasenta yang tertinggal tersebut karena bisa menyebabkan pendarahan pasca melahirkan. Jika hal ini tidak ditangani dengan baik bisa mengakibatkan kematian pada ibu.
·         Setelah plasenta diperiksa dengan cermat dan teliti, letakan baskom yang berisi plasenta tadi disamping ibu dan bayi. Biarkan bayi melanjutkan proses IMD hingga selesai. Untuk prosedur pasca melahirkan yang lain seperti mengukur panjang badan menimbang berat badan, pemberian suntik vitamin K, suntikan hepatitis B bisa ditunda hingga proses IMD selesai.
·         Baskom dialasi dengan popok atau underpad (alas bokong) alas ini harus diganti 1-2 kali dalam sehari. Pastikan plasenta terkena udara terbuka agar terhindar dari baud an mempercepat proses pengeringan.
·         Hendaklah berhati-hati dalam mencuci plasenta, agar plasenta tidak hancur melakukan mencuci dengan air hangat dan menepuk-nepuknya hingga kering.
·         Gendong bayi dan biarkan makan sesuai dengan kebutuhannya (on demand)
·         Sebaiknya bayi mnggunakan pakaian-pakaian yang longgar
·         Bayi bisa dimandikan seperti biasa , biarkan plasenta dan tali pusat yang masih menyambungn untuk bersamanya.
·         Barusaha untuk meminimalkan gerakan bayi .







Alasan melakukan Lotus Birth
·         Ibu dan atau keluarga tidak menginginkan untuk memisahkan plasenta dari bayi dengan cara memotong tali pusat .
·         Supaya proses perpindahan dari lingkungan rahim ke lingkungan luar rahim berlangsung dengan lembut dan damai. Yang memungkinkan penolong persalinan untuk memotong tali pusat  dan memisahkan bayi dari plasenta pada waktu yang tepat.
·         Merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada bayi dan plasenta.
·         Adanya jaminan , bawa darah di transferkan atau dipindah dengan optimal dari plasenta ke dalam tubuh bayi.
·         Memberitahu waktu kepada ibu untuk bisa menenangkan diri memulihkan fisik dan mental pasca melahirkan. Serta merasa lebih dekat dan intim dengan sang buah hati
·         Karena alasan emosional
·         Karena adanya anggapan lotus birth ini merupakan salah satu tradisi yang harus dilakukan.
·         Menurunkan resiko infeksi karena ada proses lotus birth tidak ada daerah yang terbuka.plasenta , tali pusat dan bayi masih menjadi suatu bagian yang belum terpisah.
Manfaat penerapan Lotus Birth
·         Terjadinya transfer darah yang lebih optimal dari tubuh ibu ke bayi dengan cara membiarkan tali pusat terus berdenyut.hingga akhirnya berhenti berdenyut dan terjadinya penutupan jaringan plasenta.
·         Oksigen yang sangat dibutuhkan oleh bayi dalam usahanya untuk bernafas sendiri akan benar-benar sampai melalui tali pusat.
·         Meninmgkatkan kemungkinan bayi menangis secara spontan segera setelahj melahirkannya.
·         Terbinannya bouding attachment/kontak dini yang lebih intensif dan dalam jangka waktu yang lebih lama antara ibu dan bayi setelah kelahiran.
·         Menurut Dr.Sarah buckley bahwa bayi akan menerima tambahan darah sekitar 50-100 ml yang dikenal sebagai transfuse darah. Darah ini banyak mengandung zat vital seperti zat besi, sel darah merah, sel induk, sel batang, dan bahan gizi lain yang akan bermanfaat bagi bayihingga tahun pertama kehidupannya.asuhan persalinan umum dengan memotong tali pusat segera setelah kelahiran memungkinkan bayi akan kehilangan sekitar 60 ml darah yang setra dengan 1200 ml darah orang dewasa. ( Ria, 2012, hal 78-92)  
Gambar lotus birth
http://satubidan.com/wp-content/uploads/2012/02/Picture3.jpg
              
Perubahan fisiologi pada Kala I – IV Persalinan
1)            Fisiologi Kala I
1.      Macam-macam posisi meneran
a.       Posisi terlentang (supine) 
                                    dorsal.jpg
                        Posisi ini juga menyebabkan waktu menjadi lebih lama, besar  kemungkinan terjadinya laserasi perineum dan dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.
·           Dapat menyebabkan hipotensi karena bobot uterus dan isinya menekan aorta, vena cava inferior serta pembuluh-pembuluh darah lain sehingga menyebabkan suplai darah ke janin menjadi berkurang, dimana akhirnya ibu dapat pingsan dan bayi mengalami fetal distress ataupun anoksia janin. Dan juga menyebabkan beberapa hal seperti :

·         Ibu mengalami gangguan untuk bernafas
·         Buang air kecil terganggu
·         Mobilisasi ibu kurang bebas
·         Ibu kurang semangat
·         Resiko laserasi jalan lahir bertambah
·         Dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung
·         Rasa nyeri yang bertambah


b.       Posisi duduk/setengah duduk 

per22.jpg

                        Posisi ini akan membantu dalam penurunan janin dengan bantuan gravitasi bumi untuk menurunkan janin kedalam panggul dan terus turun kedasar panggul. Posisi berjongkok akan memaksimumkan sudut dalam lengkungan Carrus, yang akan memungkinkan bahu besar dapat turun ke rongga panggul dan tidak terhalang (macet) diatas simpisis pubis. Dalam posisi berjongkok ataupun berdiri, seorang ibu bisa lebih mudah mengosongkan kandung kemihnya, dimana kandung kemih yang penuh akan dapat memperlambat penurunan bagian bawah janin


c.       Posisi jongkok/ berdiri
            per23 (1).jpg
                        Jongkok atau berdiri memudahkan penuran kepala janin, memperluas panggul sebesar dua puluh delapan persen lebih besar pada pintu bawah panggul, memperkuat dorongan meneran. Namun posisi ini beresiko terjadinya laserasi ( perlukaan jalan lahir). Dalam posisi berjongkok ataupun berdiri, seorang ibu bisa lebih mudah mengosongkan kandung kemihnya, dimana kandung kemih yang penuh akan dapat memperlambat penurunan bagian bawah janin.








d.      Berbaring miring kekiri

                                    per24.jpg
                        Posisi berbaring miring kekiri dapat mengurangi penekanan pada vena cava inferior sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia, karena suplay oksigen tidak terganggu, dapat member suasana rileks bagi ibu yang mengalami kecapekan dan dapat pencegahan terjadinya laserasi/robekan jalan lahir

e.       Posisi merangkak
            fg.jpg
                              Posisi ini akan meningkatkan oksigenisasi bagi bayi dan bisa mengurangi rasa sakit punggung bagi ibu. Posisi merangkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit punggung, mempermudah janin dalam melakukan rotasi serta peregangan pada perineum berkurang. Posisi merangkak juga dapat membantu penurunan kepala janin lebih dalam ke panggul.

2.      Fase Laten dan fase Aktif
                                        I.            Kala I fase Laten
Pencatatan selama fase laten Kala I persalinan semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat, hal ini dapat dicatat secara terpisah, baik dicatat kemajuan persalinan maupun dibuku KIA atau Kartu Menuju Sehat (KMS) Depkes RI 2007.
Kondisi ibu dan bayi yang harus dicatat antara lain:
a)      Denyut jantung janin (DJJ) setiap ½ jam. Frekuensi dan lamanya kontrkasi uterus setiap ½ jam.
b)      Nadi Ibu setiap ½ jam pembukaan serviks setipa 4 jam, penurunan bagian terbawah janin setiap 4jam.
c)      Tekanan darah dan temperatur suhu setiap 4 jam.
d)     Produksi urin, aseton dan protein setiap 2-4jam.
                                     II.            Kala I fase Aktif
Halaman Depan Patograf menginstruksikan Opservasi dimulai pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan antara lain:
a.       Informasi tentang Ibu:
·         Nama
·         Umur
·         Gravida
·         Para
·         Abortus
·         Nomor medic/Puskesmas
·         Tanggal, jam (waktu) dimulai dirawat atau jika dirumah
·         Tanggal, waktu penolong persalinan mulai merawat ibu
·         Waktu pecahnya selaput ketuban
b.      Kondisi Janin
·         DJJ
·         Warna dan adanya air ketuban
·         Penyusupan (Molase) kepala janin
·         Kemajuan persalinan
·         Pembukaan serviks
·         Penurunan bagian terbawah/presentasi janin
·         Garis waspada dan garis bertindak
·         Jam dan waktu: Untuk mulainya fase aktif persalinan
·         Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian: kontraksi uterus
·         Frekuensi kontraksi dalam 10 menit, lamanya kontraksi (dalam detik)
·         Obat-obat dan cairan yang diberikan: oksitosin, Obat-obatan lainnya dan cairan intravena yang diberikan
·         Kondisi ibu: Nadi, TD, Suhu, Urin ( Ai yeyeh, 2009, hal 38-40)

                                  III.            Kontraksi dan His
Dimana kontaksi ini bersifat nyeri yang disebabkan oleh anoxia dari sel-sel otot tekanan pada ganglia dalam serviks dan segmen bawah rahim regangan dari serviks, regangan dan tariksan pada peritoneum itu semua terjadi pada saat kontraksi adapun kontraksi yang bersifat berkala dan harus diperhatikan lamanya adalah 90 detik kekuatan kontraksi secara klinis ditentukan dengan mencoba apakah jari kita dapat menekan dinding rahim kedalam interval antara kedua kontraksi pada kala pengeluaran sekali dalam dua menit.
His adalah salah satu kekuatan pada ibu seperti yang telah dijelaskan yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin kebawah pada persentasi kepala. Bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk kedalam rongga panggul.

                                  IV.            Teknik Relaksasi
Jika ibu telah dianjurkan teknik Relaksasi ia harus diingatkan mengenai hal dan didukung sewaktu ia mempraktekkan pengetahuannya.
·         Sentuhan dan masase, relaksasi sentuhan mungkin akan membantu ibu rileks dengan cara pasangan menyentuh atau mengusab bagian tubuh ibu, pemijatan secara lembut akan membantu ibu merasa lebih segar, rileks dan nyaman selama persalinan. Sebuah penelitian menyebutkan ibu yang dipijat 20 menit setiap jam selama tahapan persalinan akan lebih bebeas dari rasa sakit umunya ada 2 teknik pemijatan yang dilakuan dalam persalinan.
Efflurage dan counferpressure
a.       Efflurage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut. Lembut dan panjang/ tidak putus-putus, teknik ini metimbulkan efeks relaksasi.
b.      Counferpressure adalah pijatan tekanan kuat dengan cara meletakkan tumit tangan/ bagian datar dari tangan, tekanan dapat diberikan dalam gerakan lurus/ lingkaran kecil. Teknik ini efektif menghilangkan sakit punggung akibat persalinan.


                                     V.            Mobilisasi
Ibu dianjurkan untuk merubah posisi dari waktu kewaktu agar merasa nyaman dan mungkin persalinan akan berjalan lebih cepat karena ibu merasa menguasai keadaan. (Ai yeyeh, 2009, hal 47)


2.      Fisiologi Kala II
a.       Mekanisme Persalinan
·         Tahap               :Kepala terviksir pada PAP (engagament)
Peristiwa          :Sisiklitismus yaitu sutura sagitalis sejajar dengan simfisis dan promontorium , sehingga kedudukan os. Parentalis depan dan belakang sama tingginya.
·         Tahap               :Turun (deseent)
Peristiwa          :Asinklitismus posterior dimana sutura sagitalis mendekati simfifis sehingga os. Parentalis depan lebih tinggi dari pada os. Parentalis belakang.
·         Tahap               :fleksi
Peristiwa          :Asinklitismus Anterior dimana sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os. Parentalis belakang lebih tinggi dari pada os. Perentalis depan.
·         Tahap               :fleksi Maksimal
Peristiwa          :Sinklitismus dimana sutura sagitalis sejajar dengan simfisis dengan promontorium kembali sehingga kedudukan os. Parientalis dengan dan belakang sama tinggi.
·         Tahap               :Rotasi Internal
Peristiwa          :Putar paksi dalam didasar panggul pada saat ini kepala janin mengalami molage, yaitu tulang kepala janin menyesuaikan denagn jalan lahir.
·         Tahap               :Ekstensi
Peristiwa         :Kepala janin mengalami ekstensi, sehingga UUK          dibawah simfisis ( hipomochlion).
·         Tahap               :Ekspulsi Kepal jaini
Peristiwa          :berturut-turut lahiran UUB, Dahi, muka, dagung.
·         Tahap               :Rotasi eksterna
Peristiwa          :Putar paksi luar (restitusi)
·         Tahap               :Ekspulsi Total
Peristiwa          :cara melahirkan:
                                                                                   i.            Bahu depan: dengan meletakkan tangan pada kedua sisi kepala bayi, tarik perlahan kebawah untuk melahirkan bahu anterior.
                                                                                 ii.            Bahu belakang: tarik perlahan keatas untuk melahirkan bahu posteroir.
                                                                               iii.            Seluruh badan dan ekstremitas bayi lahir dengan fleksi lateral. ( yanti, 2010, hal 144-145)

b.      Posisi Ibu Saat Meneran
·         Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman baginya, setiap posisi memiliki keuntungannya masing-masing misalnya, Posisi setengah duduk dapat membantu turunnya kepala janin jika persalinan berjalan lamba.
·         Ibu dibimbing mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk mengambil nafas mengedan tanpa diselingi bernafas, kemungkinan dapat menurunkan PH pada ateri umbilikus yang dapat menyebabkan denyut jantung tidak normal dan nilai agar rendah. Mita Ibu bernafas selagi kontaksi ketika kepala akan lahir. Hal ini menjaga agar perenium meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala dan mencegah robekan.
·         Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak mengalami bradikardi (<120 x/menit). (sarwono, 2004, hal N-15)




c.         Cara meneran
·         Anjurkan ibu untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama kontraksi.
·         Beritahuan untuk tidak menahan nafas saat meneran.
·         Minta untuk berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi.
·         Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebih mudah untuk meneran jika lutut ditarik kearah dada dan dagu ditempelkan didada.
·         Minta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.
·         Tidak diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu kelahiran bayi dorongan pada fundus meningkatkan risiko distosia bahu dan ruptura ateri. Peringankan anggota keluarga ibu untuk tidak mendorong fundus bila mereka mencoba melakukan itu. (Acuhan APN, 2008, hal 87)
3.      Fisiologi Kala III
a.       Perubahan Anatomi Uterus
Perubahan anatomi uterus evaluasi uterus setelah plasenta lahir. Dilakukan pemijatan untuk menstimulasi uterus berkontraksi dalam evaluasi uterus yang perlu dilakukan adalah mengobservasi kontraksi dan konsistensi uterus. Kontraksi uterus yang normal adalah fundus uterus akan teraba keras saat dipalpasi. Jika telah terjadi kontraksi dalam waktu 15 menit setelah dilakukan pemijatan uterus akan terjadi antonia uterus.
Serviks perubahan yang terjadi pada serviks adalah serviks agak menganga sepeti corong. Berikut ini disebabkan oleh korpus uterus yang dapat berkontraksi sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah ada pembahasan antara konrpus dan serviks dan uterus yaitu  yang terbentuk secara cincin. (sarwono, 2004, hal 86)

b.      Mekanisme Pelepasan Plasenta
Segera setelah bayi dilahirkan otot uterus atau yang disebut dalam istilah medis sebagai miometrium secara sepontan berkontraksi, Kontraksi inilah yang menyebabkan dinding rahim mengalami pembelahan dan menjadi penyusutan volume rongga rahim. Penyusutan dari rongga rahim ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Plasenta tidak bersifat elektis sehingga ketika rongga semakin menyempit maka plasenta akan terlipat, menebal kemudian terlepas dari dinding rahim dengan bantuan kontraksi dari otot rahim maka keseluruhan plasenta akan terlepas dari rahim dan mendorong plasenta turun kebagian bawah rahim atau kedalam vagina dan selanjutnya keluar dari vagina plasenta biasanya kekuar disertai dengan pengeluaran selaput selaput ketuban dan bekuan darah.

·         Fase-fase Pengeluaran Plasenta
a.       Fase Laten
Fase ini terlihat adanya penebalan pada dinding rahim yang tidak dilekati plasenta dinding rahimnya masih terlihat tipis.
b.      Fase kontraksi
Fase ini bagian yang dilekati plasenta mengalami penebalan (penebalan bertambah daei 1cm menjadi lebih dari 2 cm).
c.       Fase pelepasan plasenta
Fase ini plasenta sudah benar-benar melepas dari dinding rahim tidak adanya pendarahan diantara dinding rahim dengan plasenta.
d.      Fase pengeluaran
Fase ini plasenta keluar dari rahim. saat plasenta bergerak turun terbentuk sejumlah kecil darah pada bagian plasenta
.
·         Tanda-Tanda Pelepasan Plasenta
a.       Perubahan bentuk dan tinggi fundus (puncak rahim)
b.      Tali pusat memenjang
c.       Semburan darah tiba-tiba dalam waktu yang singkat
d.      Perubahan posisi uterus yaitu uterus naik dalam abdomen. (Ria, 2012, hal 18-22) dan (Ambar, 2011, hal 74)

c.       Pendarahan
Pendarahan pasca persalinan adalah pendarahan melebihi 500 ml kondisi dalam persalinan menyebabkan kesulitan untuk menentukan banyaknya pendarahan yang terjadi karena tercampur dengan air ketuban dan serapan kain alas tidur. Oleh sebab itu batasan operasional untuk periode pasca persalinan adalah setelah bayi dan banyaknya pendarahan lebih dari normal yang menyebabkannya ubahantanda-tanda vital (pasien mengeluh lemah, limbung, berkeringat dingin, menggigil, hiperpenea, sistolik <90 mmHg, nadi >100x/menit, kadar Hb <89%).
·         Penanganan umum untuk pendarahan adalah:
a)      Ketahui dengan pasti kondisi pasien sejak awal (saat masuk).
b)      Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan aman (termasuk upaya pencegahan perdarahan pasca persalinan).
c)      Lakukan observasi ketat pada 2jam pertama pasca persalinandan dilanjutkan pemantauan terjadwal hingga 4jam berikutnya (dirunag rawat ganti).
d)     Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat.
e)      Segera lakukan penilaian klinis dan upaya pertolongan apa bila ada masalah pelaksanaan asuhan mandiri.
f)       Atasi syok.
g)      Pastikan kontraksi berlangsung baik.
h)      Pastikan plasenta telah lahir dengan lengkap, eksplorasi kemugkinan robekan jalan lahir.
i)        Jika pendarahan terus berlangsung lakukan uji beku darah.
j)        Pasang kateter menetap dan pantau asupan dan haluana cairan.
k)      Cari penyebab pendarahan dan lakukan tindakan spesifik. (Ambar, 2011, hal 78)

4.      Fisiologi Kala IV
a.       Perubahan Anatomi Organ Reproduksi
·         Serviks
Perubahan-perubahan pada serviks terjadi segera setelah bayi lahir, bentuk serviks agak menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uterus yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada pembatasan antara korpus dan serviks berbentuk semacam cincin.
Serviks berwarna merah kehitaman karena penuh dengan pembuluh darah. Konsistensi lunak, kadang-kadang terdapat laserasi atau perlukaan kecil. Karena robekan kecil terjadi selama berdilatasi, maka serviks tidak akan pernah kembali lagi ke keadaan seperti sebelum hamil.
Muara serviks yang berdilatasi sampai 10cm sewaktu persalinan akan menutup secara perlahan dan bertahap. Setelah bayi lahir tangan bisa masuk kedalam rongga rahim, setelah dua jam hanya dapat dimasuki dua atau tiga jari.




·         Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena  sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada hari ke-5 pasca melahirkan, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dibanding keadaan sebelum hamil.

·         Vulva dan vagina
Mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalm vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.

·         Uterus
Setelah kelahiran plasenta, uterus secara normal ditemukan berada pada garis tengah abdomen kira-kira 2/3-3/4 antara semfifis pubis dan umbilikus uterus yang ditemukan diatas umbilikus merupakan indikasi pengumpalan darah diuterus, yang perlu ditekan dan dikeluarkan. Uterus yang ditemukan diatas umbilikus dan pada satu sisi, biasanya sisi kanan, mengindikasikan kandung kemih yang penuh. Pada keadaan tersebut kandung kemih harus dikosongkan. Kandunng kemih yang penuh menggantikan uterus dari posisinya dan mencegah uterus berkontraksi seperti seharusnya, dan menyebabkan pendarahan yang lebih banyak.
Uterus harus keras terhadap sentuhan. Uterus yang lembut dan boggy adalah hipotonik dan tidak berkontraksi sebagaimana seharusnya. Antonia uteri merupakan penyebab utama pendarahan postpartum. Uterus yang kokoh merupakan indikasi dari himostati uterin yang efektif, yang merupakan efek dari kontraksi uterus. Ketika berkontraksi, serat otot pada miometrium berperan sebagai ligatur terhadap pembulu darah terbuka pada tempat plasenta dan pendarahan dikontrol secara alami. Secara normal, trombus tidak terbentuk dalam pembuluh darah pada miometrium tetepi terbentuk dalam pembuluh darah distal di desidua. . ( Ari, 2010 hal 178-179)


5.      Perubahan Psikologis Pada Ibu Persalinan
           Banyak wanita normal bias merasakan kegairahan dan kegembiraan disaat-saat merasakan kesakitan-kesakitan pertama menjelang kelahiran banyinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati seolah-olah saat itulah benar-benar terjadi suatu realitas kewanitaan sejati, sejati adalah munculnya rasa bangga melahirkan/ memproduksi anaknya, khusunya sara lega itu berlangsung ketika proses persalinan, maka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu keadaan yang belum pasti ibu kini benar-benar akan terjadi/ terealistis secara konkret.
Seorang wanita dalam proses bayinya merasa tidak sadar mengikuti irama nalurial. Dan mau mengatur sendiri biasanya mereka menolak nasehat-nasehat dari luar. Sikap yang berlebihan ini pada hakikatnya murupakan ekspresi dari mekanisme melawan kesakitan. Selanjutmya, jika proses kesakitan pertama-tama menjelang kelahiran ini disertai banyak ketegangan batin dan rasa cemas/ ketakutan yang berlebihan, atau disertai kecenderungan-kecenderungan yang sangat kuat untuk lebih aktif/ bias mengatur sendiri. Proses kelahiran bayinya, maka proses kelahiran bayi biasa menyimpang dari yang normal dean spontan, prosesnya akan sangat terganggu dan merupakan kelahiran abnormal. ( Ai yeyeh, 2009, hal 34-35).

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
1.      Passage
Passage atau faktor jalan lahir dibagi atas :
·         Bagian keras : tulang-tulang panggul (rangka panggul)
·         Bagian lunak : otot-otot, jaringan-jaringan, dan ligament-ligamen.
Ukuran-ukuran panggul
Ukuran-ukuran panggul dibagi menjadi 2
·         DS            : Distansia Spinarum yaitu jarak antara kedua spina iliaka
anterior superior (24cm-26cm)
·         DC           : Distansia Cristarum yaitu jarak antara kedua crista iliak
kanan dan kiri (28cm-30cm)
·         CE            : Conjugata Eksterna (boudelogue) 18cm-20cm
·         DT            : Distansia Tuberum dengan menggunakan jangka osender
(10,5cm)
·         CD           : Conjugata Diagonalis dengan periksa dalam 12,5cm




Ukuran-ukuran panggul dalam
·         Pintu atas panggul           : Merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh
promontorium line inominata dan pinggir atas simpisis pubis
·         Conjugata vera                : Dengan periksa dalam diperoleh conjugate
                                    Diagonalis 11 cm-1,5 cm.
·         Conjugata transversa
·         Conjugata obligue 13cm
·         Conjugata obstetrica adalah jarak bagian tengah simpisis ke promontorium
·         Ruang tengah panggul
·         Bidang terluas ukurannya 13x12,5cm
·         Bidang sempit ukurannya 11,5x11cm
·         Jarak antara spina istiadika 11cm
·         Pintu bawah panggul
·         Ukuran anter-posterior 10-11cm
·         Ukuran melintang 10,5cm
·         Arcus pubis membentuk sudut 900 lebih
·         Inklinasi pelvis miring panggul adalah sudut yang dibentuk dengan horizon bila wanita berdiri tegak dengan inlet 55-600 ( yanti. 2010)

Bagian lunak panggul (otot-otot dasar panggul)
a)           Jalan lahir lunak yang berperan dalam persalianan adalah SBR. Serviks uterus dan vagina, disamping itu otot-otot jaringan ikat dan ligament yang menyongkong alat-alat urogenetal juga sanagat berperan dalam persalinan. (Yanti, 2010, hal 30-34)



Dasar panggul (pelvic floor) terdiri dari:
b)      Diafragma pelvis adalah bagian dalam yang terdiri dari M.levator ani dan M.pubococcygeus, M. Ileococcygeus dan M.ischiococcygeus.
c)      Diafragma urogenetal terdiri dari perineal fasciae otot-otot superficial.

2.      Power
-          His atau kontraksi
His atau kontraksi uterus adalah kontraksi otot-otot uterus dalam persalinan kontraksi merupakan sifat pokok otot polos dan tentu saja hal ini terjadi pada otot polos uterus yaitu miometrium, didalam persalinan his harus selalu dipantau. Beberapa istilah yang perlu diperhatikan dalam menilai atau memantau his anatara lain yaitu :
Frekuensi adalah jumlah his dalam waktu tertentu biasanya dihitung per 10 menit.
Durasi adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik
Interval adalah masa relaksasi, amplitudo atau intensitas adalah kekuatan his diukur dalam satuan mmHg. Dalam praktik kekuatan his hanya dapat diraba secaara palpasi apakah sudah kuat atau masih lemah,aktifitas his adalah frekuensi x amplitudo.
Contoh :
Frekuensi suatu his 3x /10 menit dan amplitudonya 50 menit maka aktifitas rahim 3 x 50 = 150 unit montevideo.





·         Tenaga mengejan
Kekuatan mengedan ibu
Setelah serviks terbuka lengkap kekuatan yang sangat penting pada ekspulsi janin adalah yang dihasilkan oleh peningkatan tekanan intra abdomen yang diciptakan oleh kontraksi otot-otot abdomen dalam bahasa obstetri biasanya ini disebut mengejan. Siafat kekuatan yang dihasilkan mirip seperti yang terjadi pada saat buang air besar. Tetapi biasanya intensitasnya jauh lebih besar pada saat kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu refleks yang mengakibatkan pasien menutup glotisnya mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan diafragmanya kebawah. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil kala I sudah lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim uterus disamping itu, kekuatan-kekuatan tahanan mungkin ditimbulkan oleh otot-otot dasar panggul dan aksi ligament. ( Ai yeyeh, 2009, hal 13-18).

3.      Passenger ( isi kehamilan )
·      Janin
Passenger sebagian besar adalah mengenai ukuran kepala janin, karena kepala adalah bagian besar dari janin dan paling sulit untuk dilahirkan penolong persalinan berkeyakinan jika kepala janin sudah dapat lahir, maka bagian tubuh yang lain akan dapat mudah menyusul.

Tulang-tulang penyusun kepala janin terdiri dari :
a. Dua buah os parietalis
b.Satu buah os oksipitalis
c. Dua buah os frontalis




     Antara tulang yang satu dengan yang lainnya berhubungan melalui membran yang kelak setelah hidup diluar uterus akan berkembang menjadi tulang. Batas antara dua tulang disebut sutura dan diantara sudut-susdut tulang terdapat ruang yang ditutupi oleh membran yang disebut fontanel.

Pada tulang tengkorak janin dikenal beberapa sutura antara lain :
a.       Sutura sagitalis superior
Menghubungkan kedua os parietalis kanan dan kiri
b.      Sutura konorania
Menghubungkan os parietalis dengan os frontalis
c.       Sutura lambdoidea
Menghubungkan os parientalis dengan os oksipitalis
d.      Sutura frontalis
Menghubungkan kedua os frontalis kanan dan kiri

            Terdapat dua fontanel ( ubun-ubun ) anatara lain :
6.      Fontanel minor ( ubun-ubun kecil )
a.       Berbentuk segitiga
b.      Terdapat disutura sagitalis superior bersilang dengan sutura lambdoidea
c.       Sebagai penyebut ( penunjuk presentasi kepala ) dalam persalinan, yang diketahui melalui pemeriksaan dalam ( vaginal touche ) pada saat tangan pemeriksaan meraba kepala janin. Ketika terasa adanya cekungan yang terbentuk segitiga itulah ubun-ubun kecil.
7.      Fontanel mayor ( ubun-ubun besar / bregma )
a.       Berbentuk segitiga panjang
b.      Terdapat disutura sagitalis superior dan sutura frontalis bersaing dengan sutura koronaria
·      Plasenta
            Plasenta atau yang kita lebih kenal dengan sebutan ari-ari merupakan sebuah organ yang sangat luar biasa. Hal ini dikarenakan fungsi dan tugasnya selama proses kehamilan berlangsung. Plasenta merupakan jaringan seperti daging atau lebih sering terlihat seperti gumpalan hati mentah yang berbentuk bundar atau ovai, mempunyaindiameter berkisar antara 15-20 cm dengan ketebalan 2-3 cm dan berbobot sekitar 500-600 gram. Bervariasi tergantung pada ukuran janin. Terdiridari dua bagian antara lain :
a.       Pars maternal. Bagian plasenta yang menempel pada desidua, terdapat kotiledon ( rata-rata zokotiledon ) dibagian ini tampak terjadinya pertukaran darah ibu dan janin.
b.      Pars fetal : terdapat tali pusat ( insersio / penanaman tali pusat ).
Insersio sentralis : penanaman tali pusat ditangan plasenta .
Insersio margitalis : penanaman tali pusat dipinggir plasenta
Insersio falamentosa : penanaman tali pusat diselaput janin / selaput                                               amnion.

Fungsi Plasenta :
a.                   Memberi makanan kepada janin
b.                   Respirasi janin (tempat pertukaran O2 dan CO2 antara janin dan ibu
c.                   Membantu hormon ekstrogen
d.                  Menyalurkan berbagai antibodi dari ibu.
e.                   Sebagai bariar (penghalang) terdapat janin dari kemungkinan           masuknya mikro organisme.





·         Air ketuban
            Air ketuban merupakan elemen penting dalam proses persalinan air ketuban ini dapat dijadikan acuan dalam menentukan diagnosa kesejahteraan janin.
Beberapa aspek penting yang perlu diketahui adalag sebagai berikut:
Struktur amnion
a)      Volume pada kehamilan, cukup bulan kira-kira 100-500 cc.
b)      Berwarna putih keruh, berbau amin, dan terasa manis, berwarna keruh sampai hijau pada proses persalinan mengidentifikasikan adanya kondisi janin yang tidak sejahtera. Sehingga membutuhkan tindakan khusus untuk bayi yang dilahirkan.
c)      Reaksinya agak alkalis sampai netral dengan berat jenis 1,008.
d)     Komposisinya terdiri atas 98% air dan sisanya albumen, urea , asam urik, kreatinin sel-sel epitel, lanugo, verniks kaseosa dan garam anorganik kadar protein 2,6% gram/ liter.

Fungsi Amnion
1.      Melindungi janin dari troma atau benturan.
2.      Memungkinkan janin bergerak bebas.
3.      Menstabilkan suhu tubuh janin agar tetap hangat
4.      Menahan tekanan uterus.
5.      Pembersih jalan lahir.







Cara mengenali amnion.
a.       Dengan kertas lakmus.
      Air ketuban diteteskan keatas kertas lakmus, jika positif maka akan ditemukan adanya reaksi warna biru. Pemeriksaan ini dilakukan pada ibu hamil trimester akhir untuk memastikan apakah air yang keluar adalah air ketuban atau urin, misalnya pada khasus ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.
b.      Makroskopis
-          bau amis
-          adanya lanugo dan vernik kasiosa
-          bercampur mekonium
c.       mikroskopis
-          lanugo dan rambut
d.      Laboratorium
-          Kadar ureium dibandingkan dengan air kemih (Sulistyawati, 2010, hal 28-40), ( Ria Riksana, 2012, hal 10)


·            Pisikologi
            Faktor psikis ibu tidak kalah pentingnya untuk lancarnya sebuah proses persalinan ibu yang dalam kondisi stres, otoy-otot tubuhnya termasuk otot rahim mengalami spasme yang dapat meningkatkan rasa nyeri persalinan sehingga menghambat proses persalinan ( menjadi lama atau macet).

A.    Pisikologi
Faktor psikis ibu tidak kalah pentingnya untuk lancarnya sebuah proses persalinan ibu yang dalam kondisi stres, otoy-otot tubuhnya termasuk otot rahim mengalami spasme yang dapat meningkatkan rasa nyeri persalinan sehingga menghambat proses persalinan ( menjadi lama atau macet).


Hasil studi kuantitatif dengan pedekatan kualitas pengalaman ibu yang baru melahirkan menunjukkan sebagai berikut:

1.      Nyeri persalinan dan kelahiran sulit dijelaskan sifatnya kontradiktif percaya saja kepada diri dan tubuhnya semdiri.
2.      Percaya saja pada bidan dan suami, oerlu dipahami arti pentingnya peralihan. Bahwa sesudah persalinan akan menjadi ibu.
3.      Nyeri adalah bagian alamiah proses persalinan untuk mengatasinya ketahanan dan kekuatan harus berasal daei tubuh sendiri.
4.      Nyeri persalinan dan kekuatan pertahanan diri menghadapi persalinan dapat memiliki arti penting dalam proses persalinan menjadi ibu. ( Ai yeyeh, 2010, hal 37-43).

·         Penolong
Penolong persalinan adalah petugas kesehatan yang mempunyai legalitas dalam penolong persalinan antara lain: Dokter, Bidan serta mempunyai kompetensi dalam menolong persalinan, menangai kegawat daruratan serta makukan rujukan jika diperlukan penolong persalinan selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi yang dianjurkan termasuk diantaranya, cuci tangan, memakai sarung tangan dan perkengkapan perlindungan peribadi serta pendekomentasian alat bekas pakai. ( Ai yeyeh, 2009, hal 26).